Ahad 09 Feb 2020 11:19 WIB

Produksi Volkswagen di China Ditunda

Penundaan produksi Volkswagen akan dimulai pada 10 Februari.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Friska Yolanda
Logo Volkswagen. Pabrik Volkswagen memperpanjang penghentian produksi di China.
Foto: EPA
Logo Volkswagen. Pabrik Volkswagen memperpanjang penghentian produksi di China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pabrikan Volkswagen di sebagian besar wilayah China dikabarkan menunda produksinya yang disebut-sebut karena virus corona. Rencananya, penghentian itu akan berlaku hingga 17 Februari mendatang.

Dilansir Reuters, Ahad (9/2), Volkswagen menuturkan, salah satu pabrik mobil Volkswagen yang beroperasi dengan SAIC di Shanghai dan sebagian besar pabrik gabungan FAW, akan mulai dibuka kembali pada 10 Februari.

Berdasarkan pernyataan yang diterima itu, mereka menyatakan, pihaknya saat ini tengah menghadapi tantangan dari rantai pasokan. Sebab, selain virus, China baru bisa kembali bekerja setelah liburan tahun baru, yang rencananya diperpanjang.

Lebih jauh, perusahaan VW saat ini digadang-gadang juga tengah mengalihkan strateginya untuk memproduksi mobil listik secara masal. Dimana, menurut mereka, produksi mobil listriknya dinilai akan menghabiskan biaya rendah dan efisien.

Rencana peralihan lini produksi itu, nyatanya melenceng dari pandangan awal VW yang disebut akan menjadi kerajaan otomotif. Pasalnya, pada era kepemimpinan Ferdinand Piech, VW sempat mengakuisisi beberapa merek otomotif mewah seperti Bentley, Bugatti dan Lamborghini hanya dalam waktu satu tahun.

Terkait itu, pihak VW menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menambah merek lainnya. Sebaliknya, VW akan lebih fokus untuk mengoptimalkan merek yang sudah ada untuk ditonjolkan pada segmen potensial di masa mendatang.

Rencana fokus di mobil listrik dan segmen tertentu, nyatanya juga didukung dengan dihentikannya produksi mobil ikonik VW beetle atau yang lebih dikenal sebagai VW kodok. Sebab, mobil yang lahir di Jerman itu dikatakan telah mengakhiri sepak terjangnya di Puebla, Meksiko.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement