Jumat 07 Feb 2020 10:03 WIB

Wabah Virus Corona Bisa Rugikan Pariwisata 56 Triliun

Pemerintah bakal obral diskon ke daerah wisata.

Kapal pesiar World Dream berbobot 151 ribu ton milik Genting Hong Kong Limited, bersandar di terminal kapal pesiar Kai Tak, Hong Kong, Rabu (5/2).  Pengelola kapal pesiar mengumumkan tiga penumpang kapal pesiar diduga mengalami gejala terinfeksi virus corona baru setelah mengikuti pesiar pada 19-24 Januari 2020.
Foto: Jerome Favre/EPA-EFE
Kapal pesiar World Dream berbobot 151 ribu ton milik Genting Hong Kong Limited, bersandar di terminal kapal pesiar Kai Tak, Hong Kong, Rabu (5/2). Pengelola kapal pesiar mengumumkan tiga penumpang kapal pesiar diduga mengalami gejala terinfeksi virus corona baru setelah mengikuti pesiar pada 19-24 Januari 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebut potensi kerugian pariwisata Indonesia akibat wabah virus korona baru (2019-nCoV) di berbagai negara mencapai hingga 4 miliar dolar AS atau setara Rp 56 triliun. Potensi kerugian tersebut tak hanya berasal dari menurunnya wisatawan asal Cina, tetapi juga dari sejumlah negara lainnya.

“Jadi, kalau kita bicara average per tahun, kita potential loss-nya sekitar 4 miliar dolar AS, termasuk di luar Cina,” ujar Wishnutama saat menghadiri rakor dampak virus korona di kantor KSP, Jakarta, Kamis (6/2). Wishnutama menjelaskan, jumlah wisatawan Cina mencapai 2,07 juta pengunjung pada tahun lalu dan menyumbang 2,8 miliar dollar AS pendapatan negara.

Baca Juga

Namun, merebaknya virus korona ini tak hanya berdampak terhadap wisatawan asal Cina, tetapi juga negara lainnya. “Itu dampak langsung wisatawan dari Tiongkok. Tapi, kalau terjadi tren negatif dari wisatawan lain akan berpengaruh secara psikologis dan takut tertular dan sebagainya pasti punya dampak lain,” ucapnya.

Untuk mengantisipasi penurunan jumlah wisatawan, pemerintah pun menargetkan peningkatan jumlah wisatawan domestik ke beberapa destinasi wisata. Namun, ia juga tak bisa menargetkan berapa banyak jumlah wisatawan domestik yang dapat menutup kerugian pariwisata di sejumlah daerah ini.

“Karena, kita belum tahu sampai seberapa panjang wabah virus korona ini terjadi. Semakin panjang, semakin besar untuk meng-cover-nya,” kata dia. Ia memperkirakan, virus korona ini bisa berdampak lama terhadap pariwisata Indonesia. Sebab, saat ini hingga tiga bulan ke depan merupakan musim di mana masyarakat memesan tiket perjalanan untuk libur musim panas nanti.

“Jadi, apa yang terjadi hari ini dampaknya bisa lebih panjang, katakan wabah ini terjadi satu-dua bulan atau tiga bulan. Tapi, dampaknya bisa lebih panjang karena kita harus tahu kebiasaan traveler suka booking untuk musim panas bulan Juli-Agustus sehingga akan kena dampak juga,” kata Wishnutama menjelaskan.

Sejumlah destinasi wisata pun disebutnya telah merasakan dampak penyebaran virus korona ini, seperti pariwisata di Bali, Sulut, Bintan, dan juga Batam. Selain meningkatkan jumlah wisatawan lokal, pemerintah juga akan meningkatkan industri MICE. “Tapi, apakah bisa kover atau tidak sekarang, sangat sulit karena kita belum tahu sampai kapan wabah virus korona ini,” ujar dia.

photo
Petugas medis mengevakuasi penumpang Kapal pesiar Princess Diamond yang positif terkena virus corona, Rabu (5/2). Sebanyak 10 orang yang berada di kapal pesiar terbukti positif virus corona baru (2019-nCOV).

Pemerintah sejauh ini tengah menyusun rencana untuk menambal kekosongan turis Cina akibat penutupan penerbangan dari dan menuju negara tersebut sejak Rabu (5/2) kemarin. Kepala Staf Presiden Moeldoko menyebutkan, maskapai penerbangan nasional diimbau memberikan diskon tarif untuk destinasi yang kini sepi dari turis asal Cina.

Moeldoko menyebut, ada tiga destinasi yang akan mendapat diskon, yakni Manado di Sulawesi Utara, Bintan di Kepulauan Riau, dan Bali. Tiga destinasi tersebut memang diketahui memiliki rute penerbangan langsung dari dan menuju Cina. Melalui kebijakan diskon ini, diharapkan turis domestik banyak yang berkunjung ke destinasi tersebut. "Tiga daerah wisata itu relatif ada penurunan," ujar Moeldoko di kantornya, Kamis (6/2).

Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati menjelaskan, kebijakan pemberian diskon tarif ditargetkan bisa berlaku pekan depan. Pemerintah, kata Adita, tidak memberikan angka pasti terkait berapa diskon yang harus diberikan maskapai.

Menurutnya, pemberian diskon diserahkan kepada masing-masing maskapai sesuai mekanisme pasar. "Maskapai sudah memahami. Tapi, kalau berapa angkanya, mereka yang hitung. Rata-rata okupansi mereka 70 persen," kata Adita.

Pemerintah mencatat, ada lima maskapai yang melayani penerbangan langsung ke Cina, yakni Sriwijaya, Lion, Batik, Garuda Indonesia, dan Citilink. Kebijakan pemberian diskon, kata Adita, diharapkan mampu menambal penurunan penerimaan dari masing-masing maskapai yang menutup rutenya ke Cina.

Pakar pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni, mengatakan industri pariwisata nasional pada tahun ini akan dipenuhi ketidakpastian imbas merebaknya virus korona dari Cina. Hal itu terutama bakal menekan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke destinasi wisata di Indonesia.

Sari menjelaskan, langkah pemerintah yang melarang penerbangan ke Cina mulai Rabu (5/2) merupakan langkah yang sudah tepat untuk melindungi masyarakat. Meskipun memang akan berdampak pada devisa pariwisata yang bisa diterima Indonesia.

"Secara global dipastikan seluruh industri wisata bisa dikatakan jauh penurunannya karena virus ini belum ada kepastian. Jadi, orang secara umum mengurangi perjalanan," kata Sari saat dihubungi Republika, Rabu (5/2).

Ia mengatakan, industri pariwisata sangat rentan terhadap krisis bencana alam dan krisis kesehatan. Faktor eksternal itu secara langsung memengaruhi persepsi risiko perjalanan secara global. Tak hanya dari wisatawan asing, wisatawan nusantara yang ingin bepergian ke destinasi lokal juga bisa terpengaruh.

Sebagai contoh, adanya pemulangan ratusan wisatawan asal Cina dari Padang, Sumatra Barat, beberapa waktu lalu. Hal itu diketahui oleh masyarakat luas Indonesia sehingga akan menimbulkan persepsi kekhawatiran wisatawan lokal untuk mengunjungi Padang.

"Jadi, bisa terjadi berbagai macam penurunan kunjungan (wisman dan wisnus) sampai wabah virus ini bisa diketahui cara menghentikannya," kata Sari. n dessy suciati saputri/sapto andika candra/deddy darmawan nasution, ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement