Kamis 06 Feb 2020 20:14 WIB

Virus Corona Berpotensi Rugikan Pariwisata RI Rp 54 Triliun

Menteri Pariwisata menyebut kerugian bukan hanya dari menurunnya wisatawan China

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio. Wishnutama menyatakan virus corona berpotensi rugikan pariwisata RI Rp 54 Triliun
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio. Wishnutama menyatakan virus corona berpotensi rugikan pariwisata RI Rp 54 Triliun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebut potensi kerugian pariwisata Indonesia akibat wabah virus korona di berbagai negara mencapai hingga 4 miliar dolar AS atau Rp 54,52 triliun. Potensi kerugian tersebut tak hanya berasal dari menurunnya wisatawan asal Cina, namun juga dari sejumlah negara lainnya.

“Jadi kalau kita bicara average per tahun, kita potential loss-nya sekitar 4 billion USD, termasuk di luar Cina,” ujar Wishnutama saat menghadiri rakor dampak virus korona di kantor KSP, Jakarta, Kamis (6/2).

Wishnutama menjelaskan, jumlah wisatawan China mencapai 2,07 juta pengunjung pada tahun lalu dan menyumbang 2,8 miliar dollar AS pendapatan negara. Namun merebaknya virus korona ini tak hanya berdampak terhadap wisatawan asal China, tetapi juga negara lainnya.

“Itu dampak langsung wisatawan dari Tiongkok. Tapi kalau terjadi tren negatif dari wisatawan lain akan berpengaruh secara psikologis dan takut tertular pasti punya dampak lain,” ucapnya.

Untuk mengantisipasi penurunan jumlah wisatawan, pemerintah pun menargetkan peningkatan jumlah wisatawan domestik ke beberapa destinasi wisata. Namun, ia juga tak bisa menargetkan berapa banyak jumlah wisatawan domestik yang dapat menutup kerugian pariwisata di sejumlah daerah ini.“Karena kita belum tahu sampai seberapa panjang wabah virus Corona ini terjadi. Semakin panjang semakin besar untuk mengcovernya,” tambah dia.

Ia memperkirakan virus Corona ini bisa berdampak lama terhadap pariwisata Indonesia. Sebab, saat ini hingga tiga bulan ke depan merupakan musim di mana masyarakat memesan tiket perjalanan untuk libur musim panas nanti. 

“Jadi apa yang terjadi hari ini dampaknya bisa lebih panjang, katakan wabah ini terjadi satu atau dua bulan atau tiga bulan. Tapi dampaknya bisa lebih panjang karena kita harus tahu kebiasaan traveler suka booking untuk musim panas bulan Juli Juli Agustus sehingga akan kena dampak juga,” ucap Wishnutama.

Sejumlah destinasi wisata pun disebutnya telah merasakan dampak penyebaran virus Corona ini. Seperti pariwisata di Bali, Sulut, Bintan, dan juga Batam. Selain meningkatkan jumlah wisatawan lokal, pemerintah juga akan meningkatkan industri MICE.

“Tapi apakah bisa cover atau tidak sekarang sangat sulit karena kita belum tahu sampai kapan wabah virus corona ini,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement