Kamis 06 Feb 2020 10:59 WIB

Wabah Corona, Cathay Pacific Minta Ribuan Karyawan Cuti

Cathay Pacific menilai wabah corona sama seriusnya dengan krisis keuangan 2009.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Penumpang melewati konter Cathay Pacific di Bandara Internasional Hong Kong.
Foto: REUTERS/Bobby Yip
Penumpang melewati konter Cathay Pacific di Bandara Internasional Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Cathay Pacific Airways meminta 27 ribu karyawannya pada hari Rabu (5/2) untuk mengambil cuti tiga minggu yang tidak dibayar. Alasannya, karena maskapai Hong Kong tersebut mengalami penurunan pendapatan akibat wabah virus corona.

Dalam pesan video kepada karyawan, CEO Augustus Tang mengatakan situasinya sama seriusnya dengan krisis keuangan 2009, dilansir di AP, Kamis (6/2).

Baca Juga

Pada Selasa, Cathay mengumumkan pengurangan 90 persen dalam kapasitas penerbangan ke daratan China, yang telah membatalkan tur kelompok dan mengatakan kepada para pebisnis untuk menunda perjalanan ke luar negeri sementara Beijing melawan wabah yang berpusat di kota Wuhan.

Maskapai ini memangkas 30 persen dari kapasitas dunia selama dua bulan. Karyawan diminta untuk mengambil cuti khusus beberapa waktu antara 1 Maret dan 30 Juni, kata pernyataan Cathay.

"Memelihara uang tunai adalah kunci untuk melindungi bisnis kami," kata maskapai itu.

Maskapai ini menggunakan cuti khusus yang serupa pada tahun 2009 dan selama wabah SARS 2003, atau sindrom pernafasan akut yang parah, yang juga menyebabkan pengurangan penerbangan. "Saya memohon bantuan Anda masing-masing dan semua orang," kata Tang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement