Rabu 05 Feb 2020 13:14 WIB

Kementan Tegaskan tak Ada Impor Hewan Hidup dari China

Indonesia mengimpor hewan hidup untuk pangan dari Australia, Brasil dan India

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Sapi impor. Selama ini Indonesia tidak melakukan impor hewan hidup untuk kebutuhan pangan dari China.
Foto: Edwin/Republika
Sapi impor. Selama ini Indonesia tidak melakukan impor hewan hidup untuk kebutuhan pangan dari China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa Indonesia hingga saat ini tidak pernah mengimpor hewan hidup untuk pangan dari China. Meski demikian, Kementan melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap lalu lintas impor produk pangan asal China.

"Kita tidak ada impor hewan untuk pangan dari China. Tapi kita juga melakukan antisipasi-antisipasi produk impor dengan pengawasan yang lebih ketat," kata Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa kepada Republika.co.id, Rabu (5/2).

Baca Juga

Seperti diketahui bahwa impor hewan untuk pangan di Indonesia didatangkan dari Brasil untuk daging sapi, lalu dari India untuk daging kerbau, serta dari Australia untuk daging sapi maupun sapi bakalan yang akan digemukkan di Indonesia.

Selain itu, impor bibit ayam maupun ayam galur murni juga dilakukan dari berbagai negara selain China. Sejauh ini, dari asal negara-negara untuk impor pangan hewan ke Indonesia, baru India telah menyatakan terpapar virus corona yang bersumber dari China.

Merespons itu, Fadjar menuturkan bahwa impor daging kerbau dari Indonesia belum ditutup oleh pemerintah. Sebab, dalam perdagangan antar negara, keputusan melarang impor salah satunya harus berdasarkan bukti ilmiah.

"Semua harus melalui analisis risiko dan bukti ilmiah yang didukung WHO (World Heatlh Organization) dan OIE (Office International des Epizooties). Kalau itu sudah ada maka kita siap melakukan penutupan (impor)," kata Fadjar.

Saat ini ia menjelaskan bahwa negara-negara di seluruh dunia dan berbagai organisasi internasional tengah melakukan kajian ilmiah mengenai virus corona. Hasil kajian tersebut akan disampaikan kepada negara-negara di dunia untuk dijadikan sebagai dasar kebijakan.

Fadjar menambahkan, pemerintah di tengah situasi saat ini juga harus menghindari perselisihan dengan China. Sebab, China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. "Kita juga harus hindari dispute," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, hasil dari Rapat Terbatas Presiden Joko Widodo bersama jajarannya di Istana Bogor, Selasa (4/2) menyatakan bahwa pemerintah akan menyetop impor hewan hidup dari China. Namun, untuk komoditas hortikultura seperti bawang putih yang menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia tetap diperbolehkan.

Hal itu karena sejauh ini virus corona hanya dapat menular dari manusia ke manusia maupun dari hewan ke manusia. Sementara untuk komoditas pertanian dinyatakan tidak menularkan virus.

Kendati begitu, Badan Karantina Pangan telah diinstruksikan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap produk-produk pertanian yang datang dari China.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement