Rabu 05 Feb 2020 06:06 WIB

Kadin: Penghentian Impor Produk dari China Perlu Transisi

Pengusaha perlu mengatur peralihan perdagangan dengan mencari substitusi impor China

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghentikan sementara barang impor dari China (Foto: ilustrasi makanan impor asal China)
Foto: Wikimedia
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghentikan sementara barang impor dari China (Foto: ilustrasi makanan impor asal China)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ikut menyoroti kebijakan penghentian sementara impor produk dari China. Wakil Ketua Kadin bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan bahwa kebijakan penghentian impor komoditas sementara dari China terkait wabah virus corona perlu transisi yang memadai.

“China selama ini memiliki market share terbesar untuk mensuplai produk buah dan sayuran impor ke Indonesia, sehingga apabila dihentikan harus ada proses transisi yang memadai,” kata Shinta lewat pesan singkat diterima di Jakarta, Selasa (4/2).

Baca Juga

Menurut dia, waktu penghentian impor harus diatur agar ada transisi yang baik sehingga pelaku usaha bisa mengatur peralihan perdagangan dengan mencari substitusi impor dengan baik.

CEO Sintesa Group ini menyampaikan, transisi tersebut penting bukan hanya untuk meminimalisir kerugian di pihak pelaku usaha, tetapi juga untuk memastikan tidak ada kekosongan atau kekurangan pasokan pangan di pasar yang hanya akan membuat lonjakan harga pangan bagi masyarakat.

Hal itu perlu diantisipasi, mengingat tidak semua negara bisa mengekspor substitusi produk yang dilakukan China ke Indonesia dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat.

Diamenambahkan, dampak yang lumayan besar diprediksi akan terjadi di sektor ritel, karena buah dan sayur yang biasa diimpor dari negeri tirai bambu, akan langsung dikonsumsi oleh masyarakat.

Adapun produk yang dibutuhkan dari China sedianya bisa disubstitusi dari berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, Thailand, Australia, dan Myanmar.

Meskipun, pelaku usaha masih perlu memastikan apakah alternatif pasokan tersebut bisa dilakukan seperti China yang biasa mengekspor dalam jumlah besar dan singkat.

“Kalau reaksi pasar terlalu volatile, kami sarankan pemerintah memberikan imbauan saja agar pasar secara sadar menahan diri untuk mengonsumsi produk pangan impor dari China atau memberikan treatment khusus sebelum dikonsumsi, misalnya dengan mencuci bersih semua buah dan sayur sebelum dikonsumsi,” ujarShinta.

Produk impor dari chinaantara lain buah dan sayur subtropis seperti apel, pir, anggur jeruk, dan bawang-bawangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement