Rabu 05 Feb 2020 09:53 WIB

Ragam Cara Raksasa Medsos Halau Hoaks Corona

Wabah corona telah memicu gelombang sentimen anti-China di seluruh dunia.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Ragam Cara Raksasa Medsos Halau Hoaks Corona. (FOTO: Reuters/Dinuka Liyanawatte)
Ragam Cara Raksasa Medsos Halau Hoaks Corona. (FOTO: Reuters/Dinuka Liyanawatte)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Facebook Inc mengatakan akan menghapus informasi yang salah tentang virus corona yang menyebar cepat di China. Ini merupakan tantangan baru bagi raksasa media sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut karena pertama kalinya harus berhadapan dengan isu mengenai kabar bohong terkait kesehatan.

Baca Juga

Wabah corona telah memicu gelombang sentimen anti-China di seluruh dunia. Hoaks telah menyebar luas secara online, dipromosikan oleh ahli teori konspirasi, dan diperburuk oleh kelangkaan informasi dari zona tertutup di sekitar pusat kota Wuhan di China, di mana wabah dimulai.

Dilansir dari Reuters (3/2/2020), hampir 12.000 orang telah terinfeksi di China, menurut otoritas kesehatan setempat, dan lebih dari 130 kasus dilaporkan setidaknya di 25 negara dan wilayah lain.

Baca Juga: China Digempur Corona, Huawei dan Perusahaan Teknologi Lain Jalan Terus

Facebook mengatakan dalam sebuah posting-an blog bahwa ia akan menghapus konten tentang virus "dengan klaim palsu atau teori konspirasi yang telah ditandai oleh organisasi kesehatan global terkemuka dan otoritas kesehatan setempat."

Langkah ini agresif untuk jaringan sosial terbesar di dunia, yang umumnya membatasi distribusi konten yang mengandung informasi salah tentang kesehatan kepada 2,9 miliar pengguna bulanannya melalui pembatasan hasil pencarian dan iklan, tetapi memungkinkan posting-an asli tetap terjaga.

Ini juga membuatnya bertentangan dengan jejaring sosial utama AS lainnya. YouTube, yang memiliki 2 miliar pengguna bulanan dan Twitter, serta Reddit, yang memiliki ratusan juta pengguna, menegaskan bahwa mereka tidak menganggap informasi yang tidak akurat tentang kesehatan sebagai pelanggaran terhadap kebijakan mereka.

Baca Juga: Sejumlah Ahli Susun 3 Skenario untuk Setop Penyebaran Virus Corona, Apa Saja?

Perusahaan-perusahaan itu, seperti Facebook, dalam kasus lain, mengandalkan teknik seperti meninggikan informasi medis dari sumber kesehatan masyarakat yang resmi dan memperingatkan pengguna tentang konten yang telah dibantah.

TikTok, yang dimiliki oleh Bytedance, dan Pinterest Inc juga melarang informasi kesehatan yang salah dan secara aktif menghapus konten virus corona palsu, kata mereka kepada Reuters, Sabtu (1/2/2020).

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement