REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil. Sebab, dapat bertahan di kisaran lima persen.
Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Daerah dan Sektor Riil Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Tanah Air lebih baik dibandingkan negara anggota G-20 lainnya seperti India.
"India hanya tumbuh 4,5 persen pada kuartal III 2019, sebelumnya sekitar delapan persen. Kita patut bersyukur sampai kuartal III 2019 dan akhir 2019 pertumbuhan ekonomi kita masih di atas 5 persen. (Di antara negara G-20) tadinya India peringkat kedua, sekarang keempat setelah Indonesia," jelasnya, Jumat (31/1).
Meski begitu, kata dia, pertumbuhan Indonesia tahun lalu masih berada di bawah Cina. Seperti diketahui, pada kuartal III tahun lalu, ekonomi Negeri Tirai Bambu itu mencapai enam persen.
Ferry melanjutkan, walau pertumbuhan lima persen stabil bagi Indonesia, namun pemerintah belum puas. Maka berbagai upaya siap dilakukan demi mendorong ekonomi tumbuh di atas lima persen.
"Ada beberapa strategi yang kita harapkan jadi trigger untuk tumbuh lebih tinggi. Ditargetkan pula pertumbuhan ekonomi pada 2020 sebesar 5,3 persen," jelasnya.
Ia menyebutkan, ada beberapa komponen penting yang menjadi tumpuan. Di antaranya konsumsi.
"Dengan begitu angka inflasi kita yang rendah bisa memastikan itu stabil. Ini jadi basis modal awal tumbuh pada 2020, artinya kita bisa cari sumber-sumber lain yang dapat menopang ekonomi kita," tutur Ferry.
Perlu diketahui, hngga akhir Desember 2019, tingkat inflasi Indonesia sebesar 2,7 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar tiga persen.