REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk akan pada 2029 akn menggenjot pelanggan jasa maintenance, reair, and overhaul (MRO) di luar Garuda Indonesia Group. Direktur Utama GMF Tazar Marta Kurniawan mengatakan sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mencapi target tersebut.
"Customer kami dari non group terus meningkat, terkhusus maskapai penerbangan internasional, ini yang akan menjadi fokus kami ke depan," kata Tazar di Gedung Garuda City Center, Selasa (28/1).
Terlebih saat ini, Batam Aero Technic (BAT) dan GMF sudah menjalin kesepakatan untuk membangun hanggar perawatan pesawat di Batam. Tazar mengharapkan hanggar tersebut dapat dioperasionalkan dengan baik.
Tazar mengatakan perawatan pesawat Garuda Indonesia Group rencannya akan dibagi ke beberapa hanggar, salah satunya di Batam. "Itu akan lebih memiliki biaya operasional yang rendah sehingga bisa lebih gampang diatur," tutur Tazar.
Dia menambahkan, empat hanggar GMF di Bandara Internasional Soekarno-Hatta nantinya akan lebih dikhususkan. Menurutnya, hanggar di Cengkareng nantinya hanua akan melayani perawatan pesawat luar negeri saja.
Selain itu, Tazar mengatakan GMF juga sudah melakukan studi kelayakan untuk membangun hanggar di Bintan, Kepulauan Riau. Tazar memastikan potensi di Bintan sangat tinggi bahkan juga didukung oleh pemerintah untuk membangun hanggar di wilayah tersebut.
"Itu di Bintan ekspansinya bisa dibilang tidak terbatas, areanya juga luas dan memudahkan supply chain dengan Singapura," ungkap Tazar.
Untuk memaksimalkan layanan perawatan di luar Garuda Indonesia Group, Tazar menuturkan GMF juga akan memperluas pasar bisnis hingga ke Australia. Khusus di Australia, kata dia, GMF tidak akan mengoperasikan hanggar namun layanan line maintenance atau perawatan untuk maskapai yang singgah di bandara Australia.
"Dengan keberadan kita di sana (Australia) bisa memberikan solusi. Supaya lama kelamaan mereka mau familiar dan bisa mengirimkan peralatan besar (perawatan) di Indonesia," kata Tazar.