REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) mencatatkan penurunan pendapatan usaha pada semester I 2021. Akibat pemulihan pada awal 2021 yang masih terhambat karena peningkatan kasus Covid-19, GMF melakukan sejumlah upaya penghematan dan peningkatan pendapatan.
“Upaya ini guna menjaga kelangsungan usaha di tengah kondisi pasar yang masih dinamis,” kata Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (27/8).
Seiring dengan penurunan aktivitas produksi dan inisiatif efisiensi yang secara agresif terus dijalankan, Andi mengatakan, GMF berhasil memangkas beban usaha dari semula 139,7 juta dolar AS pada kuartal I 2020 menjadi 67,7 juta dolar AS pada kuartal I 2021.
“Beban usaha ini mengalami penurunan 52 persen secara year on year,” tutur Andi.
Andi menuturkan, penurunan terbesar tampak pada beban subkontrak dan material yang dicapai melalui simplifikasi dan negosiasi dengan vendor. Begitu juga dengan kerja sama pengadaan material dengan sejumlah customer, serta peningkatan kapabilitas in house.
“GMF dapat menekan biaya subkontrak dan material secara optimal dengan mengurangi pengerjaan perawatan komponen oleh pihak ketiga, sekaligus memperoleh material secara lebih selektif, efektif, efisien, dan tetap comply terhadap aspek kualitas dan operasional,” jelas Andi.
Dia menambahkan, perbaikan kinerja keuangan tercermin dalam perolehan earning before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) perusahaan yang meningkat secara signifikan dari tahun sebelumnya. “Berbalik dari EBITDA negatif senilai 28,2 juta dolar AS pada kuartal I 2020 menjadi EBITDA positif senilai 2,6 juta dolar AS pada kuartal I 2021.
Andi mengatakan, perolehan tersebut sejalan dengan fokus perusahaan dalam melakukan pembenahan secara bertahap dan komprehensif lewat strategi-strategi pemulihan berkelanjutan. “Kami menargetkan EBITDA positif sebesar 4 juta dolar AS bilamana kondisi penanganan Covid-19 di Indonesia terus membaik,” ungkap Andi.
International Air Transport Association (IATA) memprediksi pemulihan aktivitas penerbangan kembali terhambat imbas dari kebijakan pembatasan perjalanan dan progress vaksinasi yang belum merata. Tren serupa juga dialami oleh customer GMF karena frekuensi penerbangan kembali mengalami penurunan sejak Desember 2020 yang berimbas kepada penurunan jumlah event maintenance.