Selasa 28 Jan 2020 15:42 WIB

Erick Beberkan Lima Langkah Stategis BUMN Hingga 2024

Pemerintah akan meningkatkan pelayanan BUMN terhadap publik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Ketua KPK Firli Bahuri dan Menteri BUMN Erick Thohir usai pertemuan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Ketua KPK Firli Bahuri dan Menteri BUMN Erick Thohir usai pertemuan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan peta jalan BUMN selama lima tahun ke depan sejalan dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meliputi pembangunan infrastruktur, pembangunan SDM dengan mayoritas SDM di bawah 30 tahun, mendorong investasi mengingat tidak mungkin bicara lapangan kerja tapi tidak ada investasi baru, reformasi birokrasi, dan penggunaan APBN yang benar-benar diperlukan.

"Dari visi presiden, kita simpulkan jadi lima langkah strategis (BUMN) dari 2020 sampai 2024," ujar Erick di Jakarta, Selasa (28/1).

Baca Juga

Erick memerinci lima langkah strategis (BUMN) hingga 2024, pertama ialah menjaga keseimbangan antara bisnis dan pelayanan publik, kedua adalah memperbaiki model bisnis BUMN agar kembali fokus pada inti bisnis masing-masing, dan ketiga melakukan pengembangan teknologi.

"Kita tentu harus bermain teknologi, banyak sekali temuan (teknologi terbaru), BUMN yang punya kekuatan itu justru terlena, sekarang di pertambangan ada electric battery. Terjadi perubahan di industri mobil padahal kita produsen nikel, apakah kita tidak mau jadi produsen electric battery," ucap Erick.

Erick melanjutkan, langkah strategis keempat ialah peningkatan pelayanan BUMN terhadap publik. Erick tak ingin penanaman modal negara (PMN) yang diberikan kepada BUMN tidak dikelola secara maksimal dan berbuntut pada timbulnya sejumlah kasus.

"Tidak bisa seperti dulu, asal PMN saja, yang banyak sekali proyek mangkrak, Kita tidak mau di BUMN jadi oknum yang kemudian dipermasalahkan," kata Erick. 

Poin kelima, kata Erick, adanya peningkatan daya saing BUMN di kancah internasional, salah satunya dengan melakukan benchmarking atau penolokukuran dengan perusahaan internasional.

"Gaji di BUMN tidak kalah dengan swasta, teman-teman di BUMN tidak kalah dengan kementerian lain. Kita mesti meningkatkan soft skill, harus benchmarking, apakah Pertamina sudah benchmarking dengan Exxonn, Total, dan lain-lain, atau sudah senang saja dengan bisnis ini," ucap Erick. 

Erick menilai kelima langkah strategis ini merupakan upaya memajukan BUMN dalam jangka panjang dan menjadi pondasi bagi menteri-menteri BUMN selanjutnya. "Lima (langkah strategis) ini saya yakin berlaku untuk siapa pun menterinya.

Saya hari ini memikirkan menteri yang akan datang," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement