Kamis 23 Jan 2020 19:12 WIB

Wapres Harap Pesantren Jadi Pusat Pembiayaan Ekonomi

Maruf ingin agar pesantren ikut mengambil celah pembiayaan mikro masyarakat

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Wapres Maruf Amin ingin agar pesantren ikut mengambil celah pembiayaan mikro masyarakat
Foto: Fauziah Mursid / Republika
Wapres Maruf Amin ingin agar pesantren ikut mengambil celah pembiayaan mikro masyarakat

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Wakil Presiden Maruf Amin berharap pesantren turut serta dalam pusat pembiayaan ekonomi masyarakat. Pesantren yang dimaksud Wapres, ialah pesantren yang menciptakan produk-produk yang bernilai sehingga memiliki permodalan yang cukup.

Baca Juga

Maruf ingin agar pesantren ikut mengambil celah pembiayaan mikro masyarakat yang tidak bisa diambil bank wakaf dengan bank syariah/konvensional.

"Saya mengharapkan pesantren juga melahirkan produk-produk dan juga menjadi pusat pembiayaan dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat," kata Maruf di sela kunjungan kerja di Jombang, Jawa Timur, Kamis (23/1).

Ia mengatakan, adanya pembiayaan Bank Wakaf Mikro saat ini baru melayani maksimal sebesar Rp 3 juta, sementara pembiayaan bank syariah atau konvensional minimal dengan Rp 25 juta.

"Karena itu saya sudah bicara dengan Pak Teten, kita harus usahakan di pesantren juga basisnya dari Rp 4-10 juta bahkan sampai Rp 25 juta, sehingga pesantren mampu memberikan yang bagi mereka yang belum bankable (memenuhi persyaratan bank)," katanya.

Untuk itu, Maruf berharap agar bank syariah  bekerja sama dengan pondok pesantren dalam produk pembiayaan. "Kecil sampai menengah pesantren bisa menjadi pusat pembiayaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat," katanya.

Karena itu, ia juga mendorong pesantren persiapan untuk menjadi pelaku usaha dari berbagai perusahaan seperti e-commerce Meski tak menyebut pasti, ia mengatakan sudah ada beberapa, yang berkomitmen akan membantu ekonomi pesantren.

"Untuk melakukan pemasaran, memberikan saran untuk peningkatan kualitas produksi yang akan dilakukan di pesantren. Dan saya menginginkan semacam adanya pusat. Pesatren connect. Artinya yang menghubungkan pesantren-pesantren untuk bisa memasarkan produk-produknya," katanya.

Selain itu juga, ia menilai penting pemasaran bagi masyarakat yang membutuhkan produk-produk itu. 

"Dimana ada produknya dan dimana masyarakat yang memerlukannya, maka dengan melalui lembaga itu termasuk e-commerce maka produk pesantren bisa terpasarkan. Bukan hanya di dalam negeri tapi juga diekspor ke luar negeri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement