Jumat 24 Jan 2020 07:16 WIB

Masuki Tahun Tikus Logam, Diprediksi Menjadi Tahunnya Aset Kripto

Bitcoin telah menunjukan tanda sebagai aset yang aman sejak adanya sinyal resesi .

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Masuki Tahun Tikus Logam, Diprediksi Menjadi Tahunnya Aset Kripto. (FOTO: Kr-Asia)
Masuki Tahun Tikus Logam, Diprediksi Menjadi Tahunnya Aset Kripto. (FOTO: Kr-Asia)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Memasuki tahun Tikus Logam 2020, harga Bitcoin diprediksi akan terus meningkat. Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global akan mendorong lebih banyak investor untuk menukar asetnya ke dalam bitcoin karena telah diakui sebagai penyimpan nilai. Selanjutnya pasokan tetap bitcoin yang akan mendorong kenaikan harga sepanjang tahun, menurut prediksi analis Bloomberg.

Direktur Narfex (one stop platform aset digital) Yansen Dinata, dalam keterangan yang diterima, Kamis (23/1), mengatakan Bitcoin telah menunjukan tanda sebagai aset yang aman sejak adanya sinyal resesi muncul pada Maret 2019 lalu. Saat pasar ekuitas telah menghadapi tekanan yang signifikan karena kekacauan politik di Inggris seputar Brexit, dan ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Investasi emas juga kian terasa berat, sejak 2013 harga emas tidak naik lagi. Bahkan dalam rentang 5 tahun, emas hanya naik sekitar 20 persen.

Pada saat yang bersamaan Bitcoin telah mengalami kenaikan meteorik sepanjang paruh pertama tahun 2019. Naik tajam dari level kurang dari $ 3.000, ke level tertinggi mencapai $ 13.800. Menurut PlanB — Market Analyst terkemuka, Federal Reserve (Bank Central) tidak akan dapat menolak bitcoin sebagai aset safe-haven, karena di tengah resesi global, korelasinya negatif dengan pasar ekonomi makro.

Selain itu, gejolak yang baru-baru ini terjadi antara AS dan Iran ikut memberi gambaran yang lebih jelas pada Bitcoin. Analis Bloomberg dalam laporannya mengatakan “Reaksi awal Bitcoin terhadap serangan udara AS (3 Januari), adalah ujian yang bagus bagi premis kami, bahwa crypto yang pertama kali matang menuju versi digital emas”. Kejadian tersebut membuat Bitcoin naik dari level terendah dari $ 6.960 pada 2 Januari menjadi $ 8.440 pada 8 Januari.

Menurut Yansen, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi aset digital seperti Bitcoin.

"Nilai bitcoin diprediksi akan semakin meningkat sepanjang 2020. Dengan kejadian-kejadian tersebut dan ketidakpastian global yang terus berjalan, orang-orang mulai menyadari bahwa Bitcoin memang aset yang aman. Perlahan banyak yang mulai memindahkan asetnya ke Bitcoin, dan di satu sisi terbatasnya pasokan Bitcoin serta akan terjadi halving yang akan mengurangi block reward dari 12,5 menjadi 6,25 BTC. Demand yang tinggi serta Supply terbatas inilah yang akan menjadi salah satu alasan harga Bitcoin akan semakin melonjak." katanya.

Momentum inipun dimanfaatkan Narfex dengan rencana peluncuran exchange aset digital dalam waktu dekat ini serta meng-upgrade fitur-fitur pada platformnya. Narfex mengklaim platformnya memiliki teknologi berstandar internasional. Sejak awal berdirinya pada tahun 2017, Narfex telah menawarkan produk investasi yang didukung oleh teknologi robot, yang memungkinkan pengguna mendapatkan profit hingga 110% per tahun.

"Pengguna hanya perlu menginvestasikan aset digitalnya pada jumlah dan waktu tertentu. Robot Narfex secara otomatis akan melakukan trading selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dengan strategi profitabilitas Hybrid trading. Strategi tersebut menggunakan algoritma yang dirancang oleh tim Narfex dan telah dipatenkan pada Januari 2019 lalu." sambung dia.

Selain itu Narfex juga menyediakan fitur untuk membeli aset kripto dengan berbagai mata uang fiat agar para pengguna Narfex di manapun mereka berada. "Sebagai platform aset digital baru di Indonesia, kami ingin menjadi platform yang simple, liquid, dan affordable. Dan seperti pesan Presiden Jokowi bahwa millennial harus paham Bitcoin, maka kami juga akan ambil bagian dalam mengedukasi bukan hanya untuk millennial tapi juga seluruh masyarakat Indonesia mengenai bitcoin dan aset digital lainnya serta teknologi blockchain kedepannya" ujar Yansen.

Selain itu Yansen mengatakan dirinya juga sangat mengapresiasi komitmen Pemerintah di era Presiden Joko Widodo ini dalam menyikapi perkembangan teknologi Blockchain yang telah diwujudkan dengan merumuskan regulasi pasar kripto dan melegalkan aset kripto seperti Bitcoin di Indonesia untuk dapat diperdagangkan sebagai komoditi di bawah pengawasan BAPPEBTI.

Selanjutntya, sudah ada lebih dari 4.000 pengguna terdaftar pada platform tersebut. Ia pun mengaku optimis terhadap pertumbuhan pengguna seiring dengan antusiasme yang meningkat terhadap aset digital serta kerja sama yang dilakukan dengan komunitas-komunitas blockchain di Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement