Selasa 21 Jan 2020 19:09 WIB

KAI akan Bangun Angkutan Feeder Kereta Cepat Senilai Rp 4 T

Panjang angkutan feeder kereta cepat yakni 16,2 UKm.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto udara terowongan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Cibeber, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (18/12/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Foto udara terowongan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Cibeber, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (18/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG---PT KAI menggelar rapat dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait progres pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung di Rumah Dinas Pakuan, Selasa (21/1). Menurut Direktur Perencanaan Strategis Pengembangan Usaha PT KAI, Amrozi Hamidi, pihaknya dengan gubernur Jabar membahas angkutan feeder atau angkutan penghubung kereta api cepat dari Tegalluar ke Kiaracondong.

"Yang Kiaracondong sampai Rancaekek akan dibangun double track. Namun dari Cimekar akan melengkung  ketemu dengan Tegalluar menggunakan konstruksi elevated di atas jalan tol," ujar Amrozi kepada wartawan.

Baca Juga

Menurut Amrozi, saat ini pembangunan angkutan feeder tersebut masih dalam kajian dengan LAPI ITB. Selain itu, dilakukan juga kajian kelayakan studi dengan pihak Bahana Sekuritas. Proyek ini, nantinya yang mengerjakan konsorsium PT KAI dan mungkin nanti dari KCIC.

"Panjang totalnya 16,2 Km. Taksiran kebutuhan anggarannya kira-kira sebesar Rp 4,3 triliun termasuk sarana," katanya.

Saat ini, kata dia, masalah pendanaan masih dicari terobosan finansialnya. Karena, memang belum ada. Nanti, akan ada pertemuan lanjutan sekitar bulan depan dengan gubernur.

"Untuk lahan ada pembebasan. Tapi,  nanti disiapkan sama Pak Gubernur," katanya.

Terkait target pembangunan angkutan feeder tersebut, Amrozi mengatakan, saat ini masih proses feasibility study (FS). Dia berharap, pertengahan tahun bisa mulai konstruksi.

"Kan harapannya tahun 2021 akhir bisa diselesaikan," kata Amrozi.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Jabar, Hery Antasari, dalam pertemuan dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, PT KAI  melaporkan progres kesiapan komitmen terkait pembangunan stasiun Tegalluar-Cimekar. Yakni, melaporkan juga kebutuhan-kebutuhan yang harus dibicarkan dan dipenuhi.

"Ini akan diperjuangkan sama-sama oleh Pa gub membantu PT KAI," katanya.

Termasuk, kata dia, soal konsorsium yang akan melibatkan perusahaan daerah. Pemprov Jabar pun, membicarakan mengenai pembebasan lahan, dan perizin segala macam yang harus ditempuh.

"Tadi saya laporkan itu harus di pelototin benar-benar karena kuncinya mengsingkronkan KCIC selesai, maka ini juga selesai," katanya.

Karena, kata, dia, ada sedikit saja perkiraan yang agak meleset nanti ada rencana B nya bagaimana mengkoneksikan KCIC ke stasiun akhir di pusat kota.

"Kan ini finalnya 2021 akhir. Target yang saya dengar dari Rakor itu," katanya.

Untuk tahap awal ini, kata dia, konsorsium diselesaikan dulu karena PT KAI sedang mencari pembiayaannya. Pemprov Jabar pun, sudah mengirimkan surat ke pusat. "Bicara mengenai konsorsium yang pasti harus ada perusahaan daerah  sebagai pelibatan Pemprov Jabar untuk Tegalluar. Tadi tercetus," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement