Selasa 21 Jan 2020 17:14 WIB

Pertamina Tetapkan Kuota Premium Sulteng 213.973 Kiloliter

Konsumsi BBM bersubsidi di masyarakat masih cukup tinggi.

Pertamina tetapkan kuota premium Sulteng 213.973 Kiloliter.
Foto: borneomagazine.com
Pertamina tetapkan kuota premium Sulteng 213.973 Kiloliter.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- PT Pertamina (Persero) menetapkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium untuk Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 231.973 kiloliter sepanjang 2020.

"Pengalokasian BBM jenis premium di Sulawesi Tengah tidak ada perubahan. Kuota tetap sama seperti tahun 2019," ujar Unit Manager & CSR Pertamina MOR VII Sulawesi Hatim Ilwanketika dihubungi dari Palu, Selasa (21/1).

Baca Juga

Menurut dia, konsumsi BBM bersubsidi di masyarakat masih cukup tinggi. Di wilayah kerja MOR VII sepanjang 2019 peningkatan konsumsi premium melebihi kuota sekitar 0,9 persen.

Oleh karena itu, guna mengantisipasi meningkatnya konsumsi BBM bersubsidi tahun 2020 maka Pertamina mengajak masyarakat beralih menggunakan produk BBM Non-subsidi baik pertalite, pertamax maupun pertamax turbo yang selama ini sudah menjadi produk unggulan jenis gasoline.

"Produk bersubsidi memang terbatas sesuai kuota yang sudah di atur. Pertamina sudah menyediakan produk berkualitas dengan kadar oktan 90," kata Hatim.

Berdasarkan surat penugasan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, katanya, maka tahun 2020 kuota BBM bersubsidi jenis premium yang ditugaskan untuk disalurkan melalui Pertamina di Pulau Sulawesi sebesar 1.467.395 kiloliter. Jumlah ini tidak mengalami perubahan seperti tahun sebelumnya.

Selain premium, Pertamina juga telah menetapkan kuota solar di Sulteng sebesar 127.920 kiloliter tahun ini, dibanding tahun sebelumnya hanya mendapat jatah 123.698 kiloliter.

Dikemukakannya, Sulteng juga sebagai daerah ketiga tertinggi penambahan kuota sekitar 3,4 persen setelah Sulawesi Selatan yang mendapat penambahan sekitar 8,8 persen.

"Alokasi kuota solar secara keseluruhan di Pulau Sulawesi sebesar 987.551 kiloliter, jika di banding 2019 hanya sebesar 936.842 kiloliter atau naik 5,4 persen untuk kebutuhan konsumsi di enam provinsi," ujar Hatim.

Dia menilai, BBM non-subsidi juga mengalami peningkatan konsumsi setiap tahun, di lihat dari angka penyaluran pertalite, pertamax dan pertamax turbo tahun lalu mencapai 1.141.176 kiloliter atau naik 5,8 persen. Kenaikan tertinggi adalah BBM jenis pertamax turbo dengan persentase sekitar 28,1 persen di susul pertalite sekitar 6,87 persen.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement