REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada 20 sampai 23 Januari 2020. Selain menjadi pemateri di Indonesia Pavilion, selama di sana ia pun akan berjumpa Founder WEF Klaus Schwab.
“Ada beberapa agenda Kepala BKPM. Di antaranya berjumpa dengan sekitar delapan korporasi global,” ujar Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani dalam keterangannya pada Ahad, (19/1).
Ia menjelaskan, Kepala BKPM bakal melakukan one on one meeting dengan pimpinan Jumeirah Hotel, Amazon, Grab, Traveloka, Japan Bank For International Cooperation (JBIC), Mizuho, Yili Group, dan Siemens Group. “Pada intinya, Kepala BKPM akan meminta korporasi atau multinational company (MNC) ini meningkatkan investasinya di Indonesia bagi yang sudah investasi. Existing-nya ditambahlah kira-kira gitu," tuturnya.
Sementara bagi yang belum berinvestasi di Tanah Air, kata dia, Kepala BKPM berencana mengundang para investor tersebut agar segera menanamkan modal di Indonesia. "Jangan ketinggalan. Buruan gitu. Bagi lembaga keuangan, pemerintah mengajak masuk Ke Badan Pengelola Dana Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF),” ujar Farah.
Farah mengatakan, kunjungan Kepala BKPM kali ini sangat penting demi mendorong investasi dari berbagai negara Uni Eropa. Pasalnya, saat ini investasi nasional didominasi oleh negara-negara Asia seperti Singapura, Jepang, Tiongkok, Hongkong, dan Korea Selatan.
"Kita tantang Eropa, jangan kalah dong sama negara-negara Asia. Kita akui memang negara-negara Eropa jauh lebih berhati-hati,” ujar dia.
Data BKPM menunjukan, hanya dua negara Eropa yang masuk 10 besar investor di Indonesia, yakni Belanda dan Inggris. Realisasi investasi Eropa pada kuartal ketiga 2019 sebesar 2,768 miliar dolar AS.
Angka itu meningkat dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar 2,321 miliar dolar AS. Sedangkan, jumlah proyek Eropa antara 2015 sampai kuartal ketiga 2019 sebanyak 15.770.
Sebagian besar atau sebanyak 61 persen investasi Eropa masuk ke Pulau Jawa, disusul Sumatera sebesar 19 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebelas persen, Sulawesi empat persen, Papua satu persen, serta Maluku sebanyak 0,4 persen. “Pak Kepala saya kira akan mendorong investasi negara-negara eropa ke luar Jawa. Apalagi infrastruktur di luar Jawa semakin kompetitif,” kata Farah.