Senin 20 Jan 2020 08:38 WIB

PLTS Sambelia 5 MW Resmi Beroperasi

PLTS Sambelia 5 MW mulai dibangun sejak Agustus 2017.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nora Azizah
Hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sambelia 5 MegaWatt (MW) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu wujud komitmen terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia (Foto: Ilustrasi PLTS)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sambelia 5 MegaWatt (MW) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu wujud komitmen terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia (Foto: Ilustrasi PLTS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sambelia 5 MegaWatt (MW) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu wujud komitmen terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Pembangunan PLTS Sambelia telah dimulai sejak bulan Agustus 2017.

PLTS ini mulai beroperasi pada akhir Desember 2019. Selain ramah lingkungan, PLTS ini juga berdampak pada efisiensi produksi listrik karena dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak untuk pembangkit di NTB.

Baca Juga

"Sebelumnya di Lombok ada 6 PLTS yakni di Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno, Sengkol, Selong, dan Pringgabaya. ada satu lagi sekarang tambahan di Sambelia, kapasitasnya 5 MW yang beroperasi sejak akhir 2019," ungkap Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, Ahad (19/1).

Diungkapkan pihak PLN, pengoperasian PLTS ini juga memberikan kontribusi positif terhadap bauran energi di NTB. Di bulan Juni 2019, PLTS hanya memberikan kontribusi sebesar 0.1% terhadap bauran energi di NTB. Namun, pada akhir tahun 2019, kontribusinya meningkat menjadi 2.8%.

"Kami terus berkomitmen mengembangkan pemanfaatan EBT di NTB. Rencana jangka panjang, masih akan ada beberapa titik yang akan kita eksplorasi lagi," jelas General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Rudi Purnomoloka, melalui keterangan pers PLN.

Rudi menyampaikan, dari sisi biaya produksi, PLTS jauh lebih efisien dibanding pembangkit berbahan bakar BBM (minyak solar). "Selisihnya sekitar Rp 900,- per kWH terhadap pembangkit yang menggunakan solar. Meski lebih murah, ini tidak akan mempengaruhi mutu dan kualitas layanan kami kepada masyarakat," tutur Rudi.

Secara keseluruhan, kini PLN telah mengoperasikan tujuh PLTS tersebar di Pulau Lombok. Ketujuh PLTS tersebut mampu menyuplai sebesar 8,5% dari daya mampu total pada siang hari untuk sistem Lombok yang mencapai 233 MW.

PLTS Sambelia ini nantinya juga akan memasok listrik untuk Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan gelaran akbar MotoGP yang akan berlangsung di Mandalika pada tahun 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement