REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan generasi muda diharapkan dapat menguasai bisnis intelijensi buatan. Seperti misalnya dalam mekanisme robotik guna meningkatkan efisiensi dalam berbagai sektor perekonomian pada era digitalisasi 4.0 ini.
"Kuasai artificial intelligence," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Bidang Konstruksi dan Infrastruktur, Erwin Aksa, di Jakarta, Jumat (17/1).
Erwin menuturkan pengalamannya di suatu negara maju di mana untuk pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan di sana telah menggunakan robot. Dengan menggunakan mekanisme robotik, lanjutnya, maka aktivitas seperti memanen buah-buahan juga tidak lagi menggunakan tenaga manusia.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa perlu ada pengembangan SDM agar dapat pula beradaptasi dengan era digital ini sehingga tidak menambah pengangguran. Karena bisa menjadi dampak dari semakin banyaknya kegiatan bekerja yang dilakukan oleh mesin.
Sebelumnya, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Aminuddin Ma'ruf menegaskan pentingnya aktivis dan anak muda untuk paham tantangan era disrupsi agar bisa membuat solusi inovatif untuk bermacam-macam persoalan yang dihadapi bangsa ini. Aminuddin Ma'ruf di Jakarta, Selasa (15/1), mengatakan dia telah berkunjung ke Kantor KNPI Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, untuk berdialog dengan para aktivis dari berbagai macam latar belakang organisasi kepemudaan pada Senin (14/1).
Pada kesempatan itu ia menyampaikan bahwa persaingan dagang dan persaingan inovasi sedang dialami seluruh lapisan masyarakat antar-negara di dunia. "Menjadi pemimpin di era disrupsi ini harus menjadi problem solver yang bisa mengambil keputusan dengan berdasarkan data yang akurat dan skill decision making yang mumpuni,” kata Aminuddin.
Aminuddin memaparkan bahwa banyak sekali masalah yang dihadapi kalangan muda saat ini. Seperti pengangguran, ketimpangan ekonomi, narkoba, kekerasan sosial, bahkan korupsi. "Perlu keberanian dalam melakukan lompatan inovasi oleh anak muda jika tidak ingin tertinggal oleh bangsa lain," ujarnya.