Jumat 17 Jan 2020 09:30 WIB

Harga Cabai dan Bawang Naik Tajam

Kenaikan harga cabai dan bawang karena petani sedang memasuki musim tanam.

Pedagang saat menyortir cabai busuk.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang saat menyortir cabai busuk.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Harga komoditas utama dapur rumah tangga, cabai merah dan rawit serta bawang merah dan putih mulai meroket di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, Kamis (16/1). Dampaknya, para ibu rumah tangga terpaksa membeli cabai dan bawang secara eceran per hari.

Berdasarkan harga jual dari pedagang di Pasar Tani Kemiling dan Pasar Induk Tamin Kota Bandar Lampung, Kamis (16/1), dalam sepekan harga cabai merah naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 65 ribu per kilogram, cabai rawit dari Rp 35 ribu menjadi Rp 55 ribu per kg.

Baca Juga

Sedangkan, harga bawang merah juga meroket dari Rp 18 ribu per kg menjadi Rp 35 per kg, bawang putih biasa dari Rp 25 ribu menjadi Rp 28 ribu. Kemudian, bawang putih kating (harum) dari Rp 28 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg.

Sementara itu, komoditas sayur-mayur lainnya yang dijual pedagang masih fluktuatif. Beberapa sayur mengalami kenaikan dan yang lainnya normal, seperti kol, kentang, kacang panjang, dan daun singkong, daun katuk, dan bayam. “Sekarang sudah susah untuk beli menyetok sepekan. Terpaksa beli eceran karena mahal harga cabai merah dan bawang merah,” kata Lina (53 tahun), warga Kota Bandar Lampung.

Biasanya, ibu dua anak tersebut membeli cabai merah dan bawang merah untuk kebutuhan masak tiga hari sampai sepekan. Namun, harga cabai dan bawang naik terus, ia membeli secara eceran per hari tak kurang dari seperempat kilogram.

Kenaikan harga cabai dan bawang, menurut Adi, pedagang di Pasar Induk Tamin karena petani sedang memasuki musim tanam. Stok cabai dan bawang dari petani berkurang, juga disebabkan faktor cuaca ekstrem belakangan. “Selain itu, juga faktor distribusi karena banjir biaya ongkos mahal,” ujarnya.

Upaya pemerintah

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung berupaya menekan melonjaknya harga cabai dan bawang di pasar tradisional. Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung memetakan sentra produksi cabai dan bawang di Lampung yang mengalami masalah dalam produksinya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung Adiansyah mengatakan, faktor cuaca ekstrem sebagai salah satu penyebab pasokan komoditas cabai dan bawang terhambat. Menurut dia, terjadi hambatan dalam distribusi komoditas utama dapur tersebut ke pasar, dampaknya harga naik signifikan.

Dinas Perdagangan sedang memetakan daerah sentra pertanian pangan yang tidak terkendala faktor cuaca ekstrem. Kemudian, mencarikan solusinya melalui kerja sama dengan agen untuk memasok pangan dari daerah tersebut. Tim dinas tersebut juga mencari solusi untuk menekan harga di pasar agar tidak naik lagi. Setelah itu, melakukan koordinasi dengan agen agar distribusi lancar dan harga dapat ditekan.

Awal pekan ini, harga beras berbagai kualitas juga dilaporkan ikutan naik di pasar tradisional Kota Bandar Lampung. Naiknya harga beras disebabkan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan yang juga naik.

Di Pasar Induk Tamin dan Pasar Tani Kemiling, harga beras kualitas medium dan premium sudah merangkak naik sejak dua pekan lalu. Penjual beras menaikkan harga berkisar Rp 400 hingga Rp 600 per kilogram (kg). Medium dari Rp 9.800 menjadi Rp 10.200-Rp 10.500 dan premium dari Rp 11 ribu menjadi Rp 11.300-Rp 11.500.

Diperkirakan, harga beras akan naik lagi setelah pasokan gabah dari petani mulai merosot. Kenaikan harga beras dari harga sekarang biasanya berkisar Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kg. “Kalau sudah panen raya sudah biasa harga beras di pasar pasti naik. Soalnya, penggilingan sudah sulit mencari gabah petani,” kata Ahmad, pedagang beras di Pasar Tani Kemiling, Ahad (12/1). n Mursalin Yaslanded: ilham tirta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement