REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siam Cement Group (SCG) terus berupaya memperkuat semua lini bisnisnya di Indonesia. Presiden Direktur SCG, Pathama Srikul, mengakui saat ini pangsa pasar SCG masih didominasi bisnis material bangunan dan semen.
"Kami ingin semakin memperkuat posisi SCG di setiap lini bisnis," kata Pathama kepada Republika.co.id, Kamis (16/1).
Pathama menjelaskan, SCG setidaknya memiliki tiga lini bisnis utama, yaitu petrokimia, material bangunan semen dan pengemasan. Pangsa pasar material bangunan semen tercatat sebesar 75 persen, petrokimia sebesar 18 persen dan sisanya bisnis pengemasan.
Meski terbilang masih kecil, menurut Pathama, bisnis petrokimia dan pengemasan SCG sangat berpotensi untuk dikembangkan di pasar Indonesia. Pathama mengatakan dua bisnis ini mengalami pertumbuham yang cukup pesat.
Seiring memperkuat bisnis Petrokimia dan bisnis pengemasan, Pathama mengakui bisnis material bangunan semen masih akan menjadi bisnis utama di Indonesia. Pathama menargetkan bisnis tersebut dapat memperluas cakupan pasarnya di Jawa Barat.
SCG sendiri sudah memiliki pabrik yang berlokasi di Sukabumi dengan kapasitasnya yang mencapai 1,8 juta ton per tahun. "Produksi semen kami baru bisa memenuhi kebutuhan daerah di sekitar Sukabumi, Bogor dan Bandung," tutur Pathama.
Pathama mengakui, persaingan bisnis semen di Indonesia sangat ketat sekali. Ditambah, sektor properti yang merupakan penopang bisnis semen saat ini pertumbuhannya sedang melambat.
Untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis semen, SCG pun bekerja sama dengan pemerintah dalam sejumlah proyek. Salah satunya yaitu proyek pembangunan jalur MRT bawah tanah.
"Untuk proyek MRT bawah tanah, SCG yang suplai beton instannya," tutup Pathama.