REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan minta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut menindak dan mencegah praktik korupsi yang telah merusak iklim investasi. Salah satunya, ungkap Luhut, adalah penyelundupan nikel ore yang diduga merugikan negara hingga triliunan rupiah.
"Banyak kerjaan lain yang hebat dari ini yang kamu (KPK) bisa lakukan untuk menghemat uang negara," ujar Luhut dalam Standard Chartered Global Research Briefing di Jakarta, Rabu (15/1).
Luhut ingin mengajak KPK bekerja sama, khususnya dalam proses pencegahan korupsi. Penanganan dan pencegahan korupsi dalam kegiatan ekonomi dibutuhkan untuk menjaga iklim investasi dan memastikan tata kelola ekonomi berjalan dengan baik.
"Pencegahan dan penindakan seperti dua sisi mata uang. Kamu nangkap-nangkapin yes good, tapi banyak juga yang bisa lebih hebat dari kegiatan itu," ujarnya.
Luhut mengatakan akan segera mengundang KPK ke kantornya untuk membicarakan strategi pencegahan dan penindakan korupsi dalam investasi. Ia mengapresiasi langkah KPK yang dalam beberapa waktu terakhir getol melakukan operasi tangkap tangan, baik kepada kepala daerah maupun pejabat lembaga negara.
Namun Luhut juga mendesak lembaga antirasuah itu untuk aktif melakukan pencegahan agar kebocoran uang negara dapat dimitigasi. "Di kantor saya menyangkut masalah investasi saya ikutkan dari KPK. Apa tujuannya? adalah pencegahan," ujarnya.
"Seperti penyeludupan nikel ore. Itu besar sekali dan itu mau tertibkan kita semua," tambahnya.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menghentikan ekspor nikel karena ada indikasi pelanggaran. Luhut yang mendukung kebijakan itu, menyebutkan penyelundupan nikel ore sudah sedemikian besar dengan modus manipulasi data.
"Nikel Ore sekarang diselundupkan sampai tiga kali lipat lebih banyak daripada seharusnya," kata Luhut di kesempatan sebelumnya.
Di sisi lain, Luhut mengklaim perkembangan program hilirisasi nikel cukup memuaskan. Nikel Ore sekarang sudah sampai pada "carbon steel". "Atinya nilai tambah kedua, sesudah itu masuk pada katoda kemudian kita masuk pada lithium battery, kemudian nanti terus saja masuk pada recycling program, kita recycle baterai-baterai bekas lithium," ujar Luhut.