REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Enam kolaborasi riset Inggris-Indonesia berhasil masuk seleksi Newton Prize 2019. Newton Prize adalah penghargaan bergengsi dari Inggris bagi riset dalam sains dan teknologi.
Finalis Newton Prize Inggris-Indonesia mencakup penelitian tentang perlindungan komunitas daerah pesisir dari dampak perubahan iklim dan infrastruktur jembatan yang berkelanjutan. Selain itu ada pula dalam bidang upaya pencegahan penyakit menular, isu relokasi dan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan kawasan pesisir dan mitigasi perubahan iklim.
Dana yang akan diberikan untuk kegiatan riset dan inovasi terbaik ini mencapai 200 ribu poundsterling atau setara Rp 3,5 miliar di setiap negara. Penghargaan tambahan Chair's Award dengan dana sebesar 500 ribu pundsterling atau setara Rp 9 miliar rupiah akan diberikan untuk kegiatan riset yang dinilai efektif dalam menjembatani pertukaran ilmu pengetahun. Chair's Award akan diumukan Februari mendatang.
Di Indonesia, kemitraan Newton Fund diatur oleh Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri (BEIS) bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).
"Keberhasilan kemitraan sains dan teknologi Inggris-Indonesia, yang kami dukung melalui Newton Fund, telah membawa perubahan besar dalam hubungan kedua negara dalam bidang riset dan inovasi," kata Menteri Inggris untuk Asia Pasifik, Heather Wheeler, dalam keterangannya, Selasa (14/1).
Jumlah peneliti Inggris dan Indonesia yang bekerjasama bertambah baik dalam bidang kesehatan, energi, keanekaragaman hayati maupun pembangunan keberlanjutan. Hal ini diharapkan mendorong perubahan positif dalam kehidupan mayoritas masyarakat di Indonesia.
"Melalui Newton Fund, jumlah riset dan inovasi antara Indonesia dan Inggris telah meningkat pesat sejak tahun 2014-2019," kata Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro.
Ia mengatakan, sebanyak 15 program kolaborasi riset dan inovasi telah dijalankan. Selain itu, sebanyak 22 penerimaan proposal penelitian telah diluncurkan. Lebih dari 200 peneliti dan pegiat iptek yang tergabung dalam 100 institusi penelitian dan pendidikan tinggi di Inggris dan Indonesia mendapatkan keuntungan dari kemitraan yang didanai oleh Newton Fund tersebut.