Kamis 09 Jan 2020 22:54 WIB

Luhut Tawarkan Peluang Pengusaha Singapura di Ibu Kota Baru

Luhut menyebut pengusaha Singapura bisa investasi di rintisan, energi dan rumah sakit

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan peluang investasi di sejumlah sektor. Termasuk di ibu kota baru di Kalimantan Timur, kepada pengusaha Singapura.

Saat menjadi pembicara dalam acara The Pulse of Asia Conference 2020 yang diadakan Bank DBS di Singapura, Kamis (9/1), Luhut menyampaikan peluang investasi yang juga terbuka antara lain sektor energi alternatif, perusahaan rintisan hingga rumah sakit.

"Di ibu kota baru, Anda bisa menanamkan modal di sektor infrastruktur. Kami akan menjadikan kota tersebut sebagai kota hijau. Rumah sakit juga cukup menjanjikan. Kami berencana bangun fasilitas yang lengkap dengan mendatangkan dokter terbaik, mungkin ada yang dari luar negeri sehingga bisa mengurangi jumlah orang Indonesia yang berobat ke sini," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/1).

Luhut mengatakan potensi investasi di sektor pendidikan juga terbuka lebar. Pasalnya, pemerintah ingin memperkecil jarak antara kualitas pendidikan di wilayah barat dan timur Indonesia.

"Saat ini ada beberapa perusahaan rintisan di bidang pendidikan ini tentu mempermudah jangkauan ke bagian timur. Lalu UAE (Uni Emirat Arab) juga akan berinvestasi di sektor ini. Di Morowali kami mempunyai universitas teknologi yang menjadi salah satu yang terbaik sebagai hasil kerja sama dengan universitas teknologi China. Menteri Pendidikan kami yang berusia muda juga diharapkan dapat mengambil langkah inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia," katanya.

Luhut juga menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia saat ini sedang mengerjakan dua Undang-undang Omnibus, yaitu UU Penciptaan Lapangan Kerja dan Undang-Undang Omnibus tentang Perpajakan. Kedua UU akan diajukan ke DPR pada awal tahun ini."UU tersebut untuk menggantikan undang-undang sebelumnya yang berpotensi tumpang tindih dan menghambat investasi," ungkapnya.

Selain langkah Omnibus Law, upaya meningkatkan investasi di Indonesia juga dilakukan dengan penerapan Online Single Submission (OSS)."Dengan adanya OSS membuat kita mudah untuk menyelesaikan berbagai masalah. Perbaikan sistem dan alur kerja serta kemudahan perizinan dapat melancarkan laju investasi. Seluruh proses telah tersinergi lewat OSS," katanya.

Luhut mengakui pihaknya juga mendapat keluhan bahwa semua urusan di tingkat menteri tidak selalu dapat terealisasi dengan baik, karena para pegawai di bawah level menteri belum ikut membantu kelancarannya."Kami memang masih harus lebih memperbaiki kualitas pegawai kami, misalnya dengan melakukan renumerasi, dan lainnya. Tetapi jika Anda mendapatkan masalah, sampaikan kepada kami. Saya akan bantu menyelesaikannya. Saat ini kami sering melakukan rapat koordinasi untuk menyelesaikan hambatan-hambatan, terutama sektor investasi. Kami akan undang semua pihak terkait sehingga penyelesaian bisa dilakukan dalam waktu yang tidak lama. Atau Anda bisa juga mengadukan permasalahan Anda kepada Pokja 4," jawabnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement