Kamis 09 Jan 2020 14:48 WIB

Harga Tembus Rp 70 Ribu per Kg, Toko Tani Jual Cabai Murah

Toko Tani Indonesia alternatif masyarakat mendapat cabai dengan harga lebih murah

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Toko Tani Indonesia menjual cabai dengan harga lebih murah. Foto petani memanen cabai, (ilustrasi).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Toko Tani Indonesia menjual cabai dengan harga lebih murah. Foto petani memanen cabai, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga komoditas cabai masih terus mengalami kenaikan di pasar tradisional. Kementerian Pertanian mengoptimalkan fungsi Toko Tani Indonesia (TTI) untuk menjadi alternatif masyarakat mendapatkan cabai dengan harga lebih murah.

Kepala Bidang Distribusi Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementan, Inti Pertiwi Nashwari mengatakan, Toko Tani Indonesia sudah menyiapkan cabai dengan harga yang lebih rendah karena diambil langsung dari gabungan kelompok petani.

Baca Juga

Di TTI Centre Jakarta, misalnya harga cabai rawit merah dihargai Rp 55 ribu per kilogram (kg) serta cabai merah keriting Rp 50 ribu per kg. Ia mengatakan, harga itu memang lebih tinggi dari harga normal, tapi jauh di bawah rata-rata harga pasar sebesar Rp 65 ribu-Rp 80 ribu per kg. 

"Harga cabai di petani memang naik di seluruh wilayah. Tentunya, para mitra TTI juga mengalami kenaikan harga," kata Inti kepada Republika.co.id, Kamis (9/1).

Inti menjelaskan bahwa pasokan cabai ke TTI Centre mengalami penurunan. Hal itu disinyalir akibat hambatan distribusi saat cuaca ekstrem saat ini. Saat ini rata-rata cabai yang masuk ke TTI Centre hanya 100 kg per hari atau Rp 700 per kg dalam sepekan terakhir. Pada situasi normal, pasokan cabai yang masuk dalam satu pekan minimal 1-2 ton bahkan kerap mencapai 5 ton

Menurutnya, saat ini tidak ada kenaikan permintaan. Hal itu dibuktikan dari digelarnya pasar-pasar murah namun cabai tidak banyak terjual. Inti mengatakan jika cuaca membaik maka pasokan dipastikan akan kembali meningkat, baik ke pasar tradisional maupun ke TTI di setiap daerah.

"Penurunan pasokan disebabkan oleh cuaca sehingga jika cuaca membaik pasokan akan meningkat kembali," ujar Inti.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdalifah mengatakan hal senada. Tingginya harga cabai bukan diakibatkan produksi yang kurang namun distribusi yang terganggu.

"Ini masalah holistik semoga distribusi bisa lebih lancar segera," ujarnya singkat.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), harga cabai pada akhir tahun lalu justru menyumbang deflasi kepada indeks harga konsumen. Artinya terdapat kejatuhan harga sehingga nilai uang bertambah. BPS mencatat, cabai rawit merah menyumbang deflasi sebesar 0,06 persen sedangkan cabai besar memberikan andil deflasi 0,03 persen. Namun, memasuki awal tahun, harga cabai mendadak mengalami lonjakan hingga lebih dari Rp 70 ribu per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement