REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan nilai ekspor produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meningkat hingga 30 persen pada 2024. Pasalnya, saat ini baru sekitar 14,5 persen.
Meski target tersebut cukup tinggi, namun Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki optimis bisa mencapainya. "Apabila pemerintah, pelaku usaha, akademisi, forum komunitas dan asosiasi profesi, institusi pembiayaan, pemasar, avalis dan off taker, juga media terus bergerak bersama, merapatkan barisan, mengorkestrasi program, dan semua mengambil peran aktif, cita-cita besar bagi bangsa Indonesia itu akan mampu tercapai," tegasnya di Jakarta, Kamis, (26/12).
Demi mencapai target, kata Teten, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan beberapa strategi. Di antaranya, melihat dahulu kondisi pasar sekaligus menganalisisnya.
"Dari situ kita akan fokus mengembangkan kemampuan produksi kitanya. Ada yang bisa dikerjasamakan, dimitrakan dengan usaha besar yang sudah terhubung dengan pasar global. Ada juga mungkin kita perlu yang kecil-kecil, produknya terpencar gitu, lalu kita konsolidasi, kita agregasi, lalu kita siapkan trading house-nya supaya bisa masuk ke pasar global," jelas dia.
Pemerintah nantinya, lanjut Teten, juga siap mengurus perizinan serta standarisasinya. Termasuk berbagai fasilitas ekspor.
"Hari ini kita sudah punya PLB E-Commerce untuk ekspor. Jadi nanti akan dibicarakan dengan Kementerian Koordinator Ekonomi mengenai kantor bersama untuk UMKM. Nanti sebentar lagi kita jadikan kebijakan," tutur Teten.
Dirinya menyebutkan, banyak produk yang dibutuhkan pasar dunia. Meliputi produk hasil laut, seperti rumput laut, udang, lobster, sampai ranjungan.
"Produk lainnya yaitu holtikultura, buah segar, itu banyak sekali, lalu home dekorasi, furniture, pajangan, kerajinan. Termasuk perhiasan, perak, dan emas, banyak sekali, kuliner sudah pasti, muslim fashion termasuk juga halal food. Jadi saya kira banyak sekali opportunity permintaan produk UMKM di tengah ekonomi dunia yang sedang lesu," kata dia.
Maka, lanjutnya, UMKM masa depan perlu didesain. Penerapan teknologi juga perlu dilakukan.
"Karena produk UMKM kita kalau di dalam negeri pun harus bersaing dengan produk impor. Apalagi kita mau ekspor, tentu standar kita harus sama tinggi," tegas Teten.
Ia menyebutkan, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sudah mencapai 60,23 persen dari sekitar 64 juta pelaku usaha. Bila ekspor naik 30 persen, maka menurutnya, angka kontribusi ekspor tersebut juga meningkat.