Senin 23 Dec 2019 09:51 WIB

Erick Siapkan Dua Lompatan Besar untuk Tekan Impor Migas

Selain menekan impor migas, dua lompatan besar ini diharapkan juga bisa menekan CAD.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN, Erick Thohir (foto ilustrasi). Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan sejumlah strategi untuk menekan impor migas.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri BUMN, Erick Thohir (foto ilustrasi). Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan sejumlah strategi untuk menekan impor migas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN berupaya melakukan lompatan besar pada sektor energi. Lompatan besar ini diharapkan bisa mengurangi impor sektor migas sehingga posisi defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Lompatan pertama, kata Erick, mempercepat proses restrukturisasi keuangan Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang semula pada 2020 menjadi sudah dapat diselesaikan akhir 2019 sehingga TPPI bisa beroperasi maksimal dalam tiga tahun ke depan.

Baca Juga

"Alhamdulillah, rencana besar Presiden hari ini sudah dua yang menjadi konkret. Pertama, TPPI yang Sabtu dikunjungi Presiden," ujar Erick di Jakarta, Senin (23/12).

Erick menjelaskan, sejak 2012 TPPI dinyatakan default pengoperasian belum berjalan baik. Sementara saat ini, restrukturisasi keuangan sudah berjalan baik, sehingga TPPI sebagai perusahaanbisa berjalan sehat.

Erick menyebut progres TPPI berjalan dengan baik hasil kerja sama antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM. Erick Thohir memastikan TPPI ini beroperasi maksimal.

Lompatan kedua di sektor energi adalah implementasi B30, di mana pada Senin (23/13), Pertamina resmi meluncurkan B30 yang mampu mengurangi impor migas dengan memaksimalkan penggunaan Fati Acid Methyl Ester (FAME) yang dicampur ke dalam solar.

"B30 juga bisa berjalan, hari ini resmi diluncurkan. Kita juga bisa percepat penggunaan B30 sehingga ketergantungan kita terhadap impor berkurang, negara punya kompetitif dan lebih efisien. Ini juga bagian dari agenda besar yang sudah dicanangkan lresiden," lanjut Erick.

Seperti diketahui, dalam penyaluran B30 ini, Pertamina telah bekerja sama dengan 18 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BUBBN). Pertamina telah menyiapkan 28 titik penerimaan FAME untuk B30, diantaranya Medan, Dumai, Siak, Teluk Kabung, Plaju, Panjang, Tanjung Gerem, Bandung Group, Tanjung Uban, Jakarta Group.

Selain itu, masih ada di Cikampek, Balongan, Tasikmalaya Group, Cilacap Group, Semarang Group, Tanjung Wangi, Surabaya, Tuban, Boyolali, Rewulu, Bitung, Balikpapan Group, Kasim, Kotabaru Group, Makassar, Manggis, Kupang, dan STS Pontianak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement