REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk menargetkan penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahaan (FLPP) sebesar Rp 400,6 miliar pada tahun depan. Angka ini naik 61 persen dari limit penyaluran tahun ini yang sebesar Rp 248,3 miliar.
Direktur Consumer & Retail Transactions Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan berupaya meningkatkan akses masyarakat pada rumah layak huni dengan harga yang terjangkau. “Kami telah sesuaikan dengan ketentuan penyaluran FLPP yang berlaku, termasuk dalam proses persetujuan calon debitur. Hal ini sangat esensial karena terkait dengan kemampuan calon debitur dalam melunasi fasilitas yang diterima agar tidak berujung pada kredit macet," ujarnya kepada wartawan pada pekan kemarin.
Menurutnya dari limit penyaluran KPR FLPP Mandiri 2019 sebesar Rp 248,3 miliar atau sebanyak 87 persen atau setara Rp 215,7 miliar telah disalurkan kepada 1.681 debitur pada periode Januari-November 2019, dengan kualitas yang sangat baik atau NPL gross sebesar 0,8 persen.
"Capaian kinerja tersebut sejalan dengan keinginan Bank Mandiri untuk menjadikan bisnis KPR menjadi salah satu motor utama pertumbuhan bisnis perusahaan, khususnya dari segmen retail banking," ucapnya.
KPR FLPP merupakan program pembiayaan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dengan fitur produk antara lain Suku Bunga lima persen, Jangka Waktu Panjang, Angsuran Terjangkau, asuransi, Bebas Premi Asuransi, Bebas PPN, Uang Muka Ringan. Program ini sendiri telah diperkenalkan kepada masyarakat sejak 2010.
“Kami telah memiliki sistem penunjang, jaringan infrastruktur dan SDM berkualitas yang mampu merealisasikan dukungan kepada salah satu program prioritas pemerintah tersebut,” ucapnya.