Rabu 18 Dec 2019 22:21 WIB

Akseleran Resmi Kantongi Izin Usaha P2P Lending dari OJK

kseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar Rp 900 M.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Fintech ( Financial Technology)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Fintech ( Financial Technology)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) memperoleh izin usaha final dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan begitu, perusahaan financial technology (fintech) itu resmi beroperasi sebagai Perusahaan Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi atau biasa dikenal dengan nama Peer to Peer (P2P) Lending.

Izin tersebut tertuang dalam surat Keputusan OJK KEP-122/D.05/2019 pada 13 Desember 2019. Sebelumnya pada 2017, Akseleran telah memperoleh status terdaftar dari OJK.

CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, peningkatan status itu melengkapi izin usaha yang dimiliki oleh Akseleran dari regulator. Status ini, kata dia, membuat perusahaan semakin meningkatkan kredibilitas Akseleran, memperkokoh, serta mempercepat laju bisnis demi mendorong pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) sehingga mewujudkan inklusi keuangan di Tanah Air.

“Kami mengapresiasi seluruh jajaran OJK yang sudah memberikan izin usaha kepada Akseleran. Ini memompa semangat dan komitmen kami untuk terus memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan, khususnya kepada para pemberi pinjaman (Lender) dan penerima pinjaman (Borrower) yang terdaftar di platform Akseleran,” ujar Ivan melalui siaran pers, Rabu, (18/12).

Dia menjelaskan, hingga pertengahan Desember 2019, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar Rp 900 miliar lebih ke ribuan UKM. Setiap bulannya, kata Ivan, perusahaan mengucurkan sekitar Rp 80 miliar pinjaman usaha.

“Pada 2020, kami mau scale up dan optimis pertumbuhan terus berlanjut. Didukung izin usaha ini yang akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan Akseleran sebagai platform P2P Lending," tuturnya.

Dari sisi volume, Ivan menargetkan penyaluran pinjaman usaha ke UKM berbasis invoice financing dan pra invoice financing mencapai sebesar Rp 2 triliun pada akhir tahun depan. Berbagai strategi siap dilakukan demi mencapainya, di antaranya menambah jumlah Lender baik dari retail maupun dari institusi, lalu menambah jumlah Borrower bisa melalui direct sales maupun skema partnership.

Dalam hal partnership, Ivan menyebutkan, akan dilakukan dengan platform digital maupun dengan skema partnership supply chain financing. Tujuannya memperkuat kepercayaan pemberi pinjaman.

“Hal penting lainnya yang selalu kita perhatikan, yakni mengenai experience. Jadi para Lender bisa mendapatkan imbal hasil yang relatif lebih tinggi, merasa aman dan nyaman menggunakan Akseleran dan adanya peningkatan dari UI/UX pada Aplikasi Akseleran," jelas Ivan.

Sedangkan dari sisi Borrower, kata dia, Akseleran bisa memberikan produk pinjaman fleksibel serta proses assessment dan pencairan yang lebih cepat. Dengan begitu memudahkan mereka dalam memperoleh pinjaman usaha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement