Rabu 18 Dec 2019 07:03 WIB

PLTP Muara Laboh Tahap I Beroperasi

PLTP Muara Laboh dapat melistriki hingga 340 ribu rumah tangga.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Ilustrasi. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap 1 berkapasitas 85 megawatt (MW) telah beroperasi.
Foto: Foto: Rakhmat Hadi Sucipto /Republika
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Ilustrasi. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap 1 berkapasitas 85 megawatt (MW) telah beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap 1 berkapasitas 85 megawatt (MW) telah beroperasi. PLTP yang berlokasi di Solok Selatan, Sumatra Barat, diharapkan menambah keandalan suplai listrik di wilayah Sumatera bagian Barat.

"PT Supreme (PT Supreme Energy Muara Laboh) sudah merampungkan proyek PLTP Tahap 1 Muara Laboh. Sudah COD (Commercial On Date) kemarin, memasok ke jaringan listrik Sumatera Grid milik PT PLN, dapat melistriki hingga 340 ribu rumah tangga," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Kementerian ESDM, Rabu (18/12).

Beroperasinya PLTP Muara Laboh Tahap 1 ini merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan bauran pembangkit energi baru terbarukan sehingga menekan emisi dan menghasilkan nirkarbon. Total investasi yang dihabiskan mencapai 580 juta dolar AS.

"Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, Pemerintah menargetkan bauran energi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk pembangkit meningkat menjadi sebesar 23,2 persen pada 2028 atau dua kali lipat dari 11,4 persen pada 2019," jelasnya.

Proyek pengembangan PLTP Muara Laboh Tahap 1 memulai studi pengembangan pada 2008. Kemudian, dilanjutkan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) pada 2012 dan segera memulai kegiatan eksplorasi.

Saat ini, PT Supreme Energy juga dalam tahap pembicaraan dengan Pemerintah dan PLN untuk pengembangan Tahap-2 dengan kapasitas 65 MW dan nilai investasi USD400 juta. "Sedang dalam tahap pembahasan dan akan segera dimulai setelah negosiasi PPA," terang Agung.

Sebagai informasi, PLTP Muara Laboh dikelola oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), perusahaan patungan PT Supreme Energy, ENGIE, dan Sumitomo Corp. Secara umum, PLTP Muara Laboh akan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera bagian Barat. Saat ini, daya mampu pembangkit listrik di wilayah Sumbar mencapai 677,7 Mega Watt (150 KV) dan 25 MW (20 KV). Daya mampu tersebut didukung oleh gardu induk yang sudah ada saat ini 17 GI dengan kapasitas 1.014 MW, serta 324 titik penyulang.

Sementara itu, distribusi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) mencapai 11.436 kilometer sirkuit (kms) dan Jaringan Regangan Rendah (JTR) tercatat 16.270 kms.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement