Sabtu 14 Dec 2019 03:15 WIB

Mahaka Media Fokus Perbaiki Kinerja di 2020

Mahaka Media menoptimalkan bisnis percetakan buku yang saat ini tumbuh 12 persen.

Rep: Retno Wulandhari / Red: Friska Yolanda
Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk R. Harry Zulnardy (kiri), Komisaris Independen Harry Danui (tengah), Direktur Utama Adrian Syarkawie (kanan)  memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Mahaka di Jakarta, (13/12).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk R. Harry Zulnardy (kiri), Komisaris Independen Harry Danui (tengah), Direktur Utama Adrian Syarkawie (kanan) memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Mahaka di Jakarta, (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mahaka Media Tbk (ABBA) akan fokus memperbaiki kinerja keuangan pada 2020 mendatang. Meski belum bisa mencapai target laba tahun ini, perusahaan berhasil memangkas kerugian dengan jumlah yang cukup signifikan. 

"Kita memang belum bisa mencapai di angka Rp4 miliar, jadi yang kita lakukan sekarang adalah bagaimana menekan kerugian," kata Direktur Utama Mahaka Media, Adrian Syarkawie, saat ditemui usai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Jumat (13/12).

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2019, Mahaka Media mampu memangkas kerugian menjadi Rp 11,57 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan mencatatkan kerugian mencapai Rp 16,74 miliar.

Menurutnya, koran Republika harus menemukan strategi yang tepat untuk menghadapi perubahan di bisnis cetak. "Tapi bukan berarti hanya mengandalkan koran dalam bentuk digital. Itu yang sekarang lagi kita pikirkan," tutur Adrian. 

Selain pengembangan digital, Adrian mengungkapkan, perusahaan harus mendorong anak usaha lain untuk dapat menutup kerugian di bisnis koran ini. Dari beberapa anak perusahaan, menurut Adrian, bisnis penerbitan buku melalui PT Pustaka Abdi Bangsa (PAB) menunjukkan kinerja yang paling sehat. 

Untuk itu, ke depan perusahaan pun akan mendorong pertumbuhan dari bisnis penerbitan buku. Meski kontribusi terhadap pendapatan masih terbilang kecil, PAB sangat berpotensi untuk mencetak margin laba yang besar untuk perusahaan. 

"Memang isunya bisnis cetak lagi drop, tapi buku malah tumbuh. Dalam tiga tahun belakang, buku tumbuhnya selalu positif. Kita akan menekan kerugian dari koran dengan mengoptimalkan pertumbuhan dari buku," kata Adrian.

Adrian mengakui, pendapatan terbesar perusahaan masih ditopang dari bisnis koran sebesar 35 persen, lalu disusul oleh bisnis TV. Pendapatan dari bisnis penerbitan buku sendiri baru tumbuh di kisaran 10-12 persen saja. 

Untuk mendorong pertumbuhan bisnis penerbitan buku, perusahaan pun saat ini sedang dalam proses mencari penulis-penulis yang berpotensi untuk diorbitkan melalui PAB. Menurutnya, ini butuh waktu lantaran tidak semua penulis bisa diorbitkan dalam waktu cepat. 

Sementara itu, menurut Adrian, perusahaan yang cukup baik pertumbuhannya secara konsolidasi yaitu PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI). Tahun lalu saja MARI bisa mencatatkan laba hingga Rp 35 miliar yang disokong dari pendapatan iklan. 

Namun, kontribusi laba MARI tersebut tidak cukup berpengaruh terhadap laporan keuangan secara konsolidasi. Sebab, kepemilikan saham Mahaka di radio hanya sebesar 17 persen, lebih kecil dibandingkan di Mahaka Media yang mencapai 93 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement