Rabu 11 Dec 2019 17:34 WIB

Saham Garuda Anjlok, Pasar Dinilai Kecewa dengan Manajemen

Pasar merasa Garuda Indonesia masih belum bisa diandalkan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Saham Garuda Indonesia (ilustrasi). Harga saham emiten penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) merosot pada perdagangan Rabu (11/12), didorong oleh kekecewaan investor pada manajemen emiten tersebut.
Foto: Republika/Friska
Saham Garuda Indonesia (ilustrasi). Harga saham emiten penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) merosot pada perdagangan Rabu (11/12), didorong oleh kekecewaan investor pada manajemen emiten tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga saham emiten penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) merosot pada perdagangan Rabu (11/12). Pelemahan saham Garuda didorong oleh kekecewaan investor pada manajemen emiten tersebut.

Pada sesi awal, saham Garuda sempat dibuka menguat di level 515. Namun seiring berjalannya waktu, harga saham mulai menyentuh zona merah di level 510 pada penutupan sesi pertama. Penurunan harga saham terus berlanjut hingga melemah 2,91 persen ke level 500 pada penutupan perdagangan hari ini. 

Baca Juga

Pelemahan ini dinilai disebabkan oleh kekecewaan pasar terhadap kasus yang membelit perusahaan pelat merah ini. "Setelah terjadi penggelapan, terungkap beberapa kasus lainnya yang menunjukkan morat-marit manajemen," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim, Rabu (11/12).

Akibatnya, pasar merasa Garuda Indonesia masih belum bisa diandalkan. Sehingga pasar pun melakukan aksi profit taking.

Menurut Ibrahim, pemberhentian sejumlah direksi yang dilakukan Kementerian BUMN belum cukup mampu menjadi katalis positif bagi saham Garuda Indonesia. Pasalnya, setelah pemberhentian direksi, permasalahan lainnya mulai bermunculan. Beberapa petinggi anak perusahaan juga mengalami kekosongan lantaran posisi tersebut juga diintervensi oleh direksi Garuda. 

"Direktur terlalu mengintervensi apa yang seharusnya tidak diintervensi. Garuda sudah menyelahi aturan SOP yang ada, Ini membuat investor melakukan profit taking," kata Ibrahim. 

Ibrahim mengatakan kepercayaan investor terhadap Garuda Indonesia bisa kembali pulih apabila kursi direksi ditempati oleh orang-orang yang profesional. Sebaliknya, pelemahan akan berlanjut apabila posisi direksi diisi oleh pemimpin yang tidak berintegritas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement