Ahad 08 Dec 2019 20:29 WIB

Mentan SYL Lepas Ekspor Peternakan dari Jawa Timur

Ekspor tujuan Negara Republik Timor Leste ini senilai Rp 506,2 miliar

Rep: Hiru Muhammad / Red: Maman Sudiaman
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melepas impor karkas dan produk olahan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. dengan total 36,8 ton senilai Rp 1,3 Milyar, dengan tujuan Timor Leste. Pelepasan digelar di kantor PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Sidoarjo, Ahad (8/12).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melepas impor karkas dan produk olahan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. dengan total 36,8 ton senilai Rp 1,3 Milyar, dengan tujuan Timor Leste. Pelepasan digelar di kantor PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Sidoarjo, Ahad (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus melipatgandakan ekspor produk pertanian termasuk peternakan hingga meningkat tiga kali lipat. Langkah nyata yang ditempuh yakni dengan menggenjot kegiatan ekspor produk peternakan berupa daging ayam olahan dan pakan ternak dengan tujuan ke Negara Republik Demokratik Timor Leste senilai Rp 506,2 miliar di Unit PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Sidoarjo, Ahad (8/12).

Pelepasan ekspor ini langsung dilakukan Mentan SYL bersama Komisaris Utama PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Ito Sumardi dan Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah. Hadir Hadir Anggota Komisi VI DPR RI sekaligus Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Singgih Januratmok dan jajaran Eselon I Kementan.

Menurut SYL bahwa Kementerian Pertanian berupaya optimal untuk meningkatkan ekspor berbagai komoditi pertanian termasuk produk peternakan dalam meningkatkan pendapatandan kesejahterakan peternak. Ekspor juga sekaligus guna meningkatkan perekonomian negara melalui capaian devisa.

"Ekspor hari ini membuktikan bahwa kemampuan perunggasan kita yang dilakukan PT Japfa telah berkontribusi langsung kepada kepentingan nasional dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan daging unggas, telur dan berbagai produk turunannya, baik nugget, bakso, dan lainnya. Kita yakin bahwa kita tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan Nasional, tetapi ke depan kita sudah mampu berkata bahwa kita adalah pesaing dunia," demikian ujar SYL dalam siaran persnya yang diterima Republika hari  ini.

SYL menegaskan Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen mendongkrak volume ekspor sebanyak tiga kali lipat dalam 5 tahun kedepan. Untuk itu, ia mendorong perusahaan-perusahaan besar agar tidak hanya berpikir bagaimana mewujudkan ketahanan pangan nasional, tetapi juga menciptakan produk-produk ekspor yang mampu berkompetisi atau bersaing dengan negara-negara lain dalam memperebutkan pasar dunia.

"Hari ini sudah kita buktikan, kurang lebih Rp 500 miliar PT Japfa telah berkontribusi untuk melakukan ekspor. Dan ini tentu saja harus kita dorong bersama Pak Bupati Sidoarjo, pihak lain dan Bupati lainnya agar terus menjaganya," tegasnya.

"Dan ini kita harus apresiasi daerah-daerah yang terus mau melihat daerahnya, tidak hanya masalah nasional tapi mampu bahkan berprestasi untuk menghadirkan ekonomi dari hasil-hasil ekspor kita," imbuh SYL.

photo
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melepas impor karkas dan produk olahan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. dengan total 36,8 ton senilai Rp 1,3 Milyar, dengan tujuan Timor Leste. Pelepasan digelar di kantor PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Sidoarjo, Ahad (8/12).

Syl mengaku optimistis mewujudkan peningkatan volume ekspor pangan. Pasalnya, Indonesia memiliki berbagai potensi dan komoditi pertanian yang memiliki kemampuan untuk diolah menjadi produk ekspor yang berdaya saing. Karena itu, Kementan di bawah kepemimpinannya mempersiapkan pangan yang tidak hanya menjadi kebutuhan nasional, tapi juga untuk kebutuhan dunia.

"Disaat kondisi ekonomi melemah di dunia pun orang juga butuh makan kan? Perutnya masih harus diisi dengan coklat, dengan daging, dan lainnya. Kalau kita persiapkan ini dengan baik tentu kita berharap kemampuan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional bisa kita lakukan," bebernya.

"Di bidang peternakan itu kurang lebih ekspor kita sudah berbicara sekitar Rp 9 sampai 10 triliun. Kalau begitu 5 tahun kedepan dia harus tiga kali lipat dari apa yang ada sekarang. Dan ini harus dicapai lebih cepat lebih bagus," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement