Rabu 04 Dec 2019 11:09 WIB

Geger!! #KamiBersamaFPI vs #FPIOrmasIlegal Ramaikan Twitter, Mana yang Unggul?

Dua tagar itu lahir karena pro-kontra terhadap perpanjangan izin yang diajukan FPI.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Geger!! #KamiBersamaFPI vs #FPIOrmasIlegal Ramaikan Twitter, Mana yang Unggul?. (FOTO: Sufri Yuliardi)
Geger!! #KamiBersamaFPI vs #FPIOrmasIlegal Ramaikan Twitter, Mana yang Unggul?. (FOTO: Sufri Yuliardi)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Selalu ada pro-kontra di kalangan publik, begitu juga di lini masa dunia maya, Rabu (4/12/2019) pagi ini. Dua tagar dengan sentimen berbeda, yakni #KamiBersamaFPI dan #FPIOrmasIlegal sama-sama menjadi tren di jagat Twitter Indonesia.

Baca Juga

Setelah ditelisik, dua tagar itu lahir karena pro-kontra terhadap perpanjangan izin yang diajukan oleh Front Pembela Islam (FPI). Salah satu akun yang tidak setuju FPI diberi izin, mencuitkan utas untuk mengumpulkan warganet lain yang sependapat.

"Mumpung lagi pada istirahat atau mungkin masih di jalan karena macet, yuk kita hantam akun @LaskarIslam_FPI dengan tagar #FPIOrmasIlegal, tweet sebanyak-banyaknya ya!" tulis Dede Budhyarto, mengumpulkan 377 orang yang membalas cuitannya.

Warganet dengan nama pengguna @Owaala membalas cuitan itu dengan utas berisi candaan Rizieq S yang ia cap sebagai 'tukang hasut bangsa'.

Balasan-balasan terhadap cuitan Dede berisi foto, video, dan teks yang menggambarkan FPI sebagai ormas yang penuh kekerasan. Namun, para warganet yang pro pada FPI memberi perlawanan dengan dokumentasi kegiatan sosial yang dilakukan ormas itu.

Pembelaan terhadap FPI muncul karena akun resmi FPI mengutip cuitan milik Dede, mengatakan, "biasanya kalau FPI dicolek, tagar #KamiBersamaFPI jadi ramai loh."

Hingga pukul 06.39 WIB, cuitan dengan tagar #KamiBersamaFPI sudah berjumlah 6.565, sedangkan #FPIOrmasIlegal baru berjumlah 1.140.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement