Senin 02 Dec 2019 16:02 WIB

Ario Bimo, Direktur Milenial di Bank Pelat Merah

Ario Bimo boleh disebut sebagai the rising star di BNI. Pasalnya, dialah orang yang mampu mencapai posisi direksi di bank BUMN terkemuka ini pada usia di bawah 40 tahun....

Rep: Joko Sugiarsono (swa.co.id)/ Red: Joko Sugiarsono (swa.co.id)
.
.

Baca Juga

Ario Bimo boleh disebut sebagai the rising star di BNI. Pasalnya, dialah orang yang mampu mencapai posisi direksi di bank BUMN terkemuka ini pada usia di bawah 40 tahun. Dengan setengah bercanda tetapi bernada kagum, orang-orang di BNI menyebutnya sebagai direktur milenial pertama di bank ini.

Lelaki kelahiran 24 Januari 1981 ini terpilih sebagai Direktur Keuangan BNI pada 30 Agustus 2019. Penunjukannya merupakan bagian dari keputusan RUPSLB BNI pada saat itu, yakni perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.

Menurut Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI, masuknya Ario ke jajaran direksi terkait dengan kosongnya salah satu posisi direksi, setelah Catur Budi Harto, salah seorang direktur BNI, ditunjuk sebagai Wakil Dirut BRI.

Untungnya, kata Herry, BNI sudah cukup matang dalam menyiapkan talenta terbaik untuk menjadi suksesor. “Ario sudah masuk dalam Talent Pool 46,” ujarnya.

Ketika mengikuti assessment, skor Ario mencapai 3,00. Padahal, kata Herry, untuk menjadi direksi di BUMN skornya minimal 2,83.

Di samping skor sudah memenuhi, dari segi performa Ario juga dinilai berhasil, khususnya karena mampu mengembangkan kantor cabang Tokyo. Sebelum menduduki posisi direktur keuangan, Ario memang memimpin Kantor Cabang Luar Negeri BNI Tokyo, pada Juni 2018-Agustus 2019.

Tiga belas tahun telah dilalui Ario di BNI. Perjalanan kariernya tergolong cepat untuk sampai di posisi manajemen puncak. “Saya masuk BNI pada 2006,” katanya.

Ia bergabung lewat program rekrutmen untuk lulusan S-2, sebagai analis kredit untuk segmen menengah dan korporat. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti, dan meraih gelar Master of Engineering Management dari University of Technology Sydney.

Ario boleh dibilang jagoan di bidang kredit. Sebab, sejak awal bergabung dengan BNI pada 2006 sampai sebelum ditunjuk sebagai direktur BNI, ia banyak berkecimpung di bidang ini.

Mulai dari analis kredit, kemudian ia dipercaya menangani kredit khusus yang menyangkut aset NPL (non-performing loan), mengurus kredit sindikasi yang membutuhkan kolaborasi dengan bagian kredit bank-bank lain. Hingga pada 2010-2018 menangani kredit khusus BUMN dan institusi pemerintah.

Pada Maret 2018 ia dipercaya menjadi Wakil Pemimpin Divisi BUMN dan Institusi Pemerintah. Kemudian, sejak Juni 2018 ia dipercaya memimpin Kantor Cabang BNI Tokyo hingga Agustus 2019, sebelum akhirnya dipercaya masuk ke jajaran direksi.

Ario lahir dan besar dalam keluarga yang berkecimpung di bidang perbankan. Ayahnya adalah pensiunan Bank Bumi Daya. Pamannya pensiunan Bank Indonesia.

Adapun kakaknya bekerja di Bank Mandiri dan adiknya di Bank Bukopin. Kendati begitu, ia mengaku ketika bergabung dengan BNI tidak mengenal siapa pun. “Pesan bapak saya: ‘Kerja saja yang benar, maksimal, jaga integritas, dan jangan lupa berdoa’,” ungkapnya.

Seperti mengamini nasihat ayahnya, Ario pun percaya, asal bekerja setulus hati dan penuh integritas, insya Allah rezeki datang dengan sendirinya. Kiat sukses lainnya dalam menjalani karier, ia selalu mencontoh para seniornya: mendalami apa yang mereka kerjakan, termasuk dalam hal pekerjaan sederhana, tetapi jika diberi tugas, akan mengeksekusinya secara maksimal. Contohnya, ketika diminta membuat bahan untuk meeting dengan direksi, ia mencoba mempelajari apa yang dibutuhkan direksi.

Bagi Ario, setiap posisi jabatan memengaruhi perjalanan kariernya. Dan, dalam setiap pekerjaan, ia berupaya mendahulukan kerja sama dan suasana kekeluargaan.

Seperti sekarang, sebagai direktur dalam usia relatif muda, ia mengaku tidak menganggap teman sejawat, apalagi yang lebih tua usianya, sebagai bawahan. “Pintu ruang kerja saya selalu terbuka lebar, dan kalau saya butuh penjelasan, saya memilih mendatangi ruang mereka,” katanya.

Di awal penunjukannya sebagai direktur keuangan, ia mengaku mendatangi divisi dan departemen terkait di bawahnya, untuk meminta masukan dan mengajak mereka menjadikan BNI sebagai rumah mereka. “Saya ingin mengajak karyawan bekerja dengan ikhlas, apalagi separuh hidup mereka ada di BNI,” katanya.

Sebagai direktur keuangan, tanggung jawab Ario adalah memimpin urusan perencanaan, pengadaan, manajemen data, dan tentu saja keuangan korporat. “Saya harus dalami itu semua dan membangun teamwork,” ujarnya.

Dalam pandangannya, tantangan yang dihadapi BNI adalah perkembangan teknologi digital dan internet yang sangat pesat di Indonesia, sehingga BNI juga mesti mengikuti perubahan ini dengan melakukan transformasi digital. Tantangan yang paling nyata di matanya adalah berkembangnya e-commerce serta hadirnya fintech dan aneka solusi digital. “Karena itu, BNI juga harus meningkatkan digital banking-nya,” ujarnya tandas.

Seperti kebanyakan kaum milenial lainnya, Ario cukup peduli dengan work-life balance. Apalagi, hobinya memang berolahraga: main basket, bersepeda, lari, dan kini juga golf. “Saya rutin main basket dengan komunitas basket BNI dan sempat menjadi ketuanya, dan sekarang didaulat menjadi pembina,” ujarnya seraya tersenyum. Jumat malam adalah jadwal rutinnya bermain basket di kawasan Pejompongan, Jakarta.

Di luar kesibukannya, Ario tak melupakan family time. Terutama, dengan jalan bareng di akhir pekan bersama istri dan kedua anaknya. (*)

Joko Sugiarsono & Herning Banirestu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement