Senin 02 Dec 2019 15:33 WIB

Asosiasi Emiten Didorong Gandeng UMKM dan Kembangkan Syariah

Banyaknya UMKM di Indonesia bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha di Indonesia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin berharap perusahaan terbuka lebih banyak menggandeng para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dalam mengembangkan bisnis. Itu disampaikan Kiai Ma'ruf saat menerima Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia Fransiscus Welirang dan jajaran lainnya, Senin (2/12)

"Kemitraan dengan pengusaha kecil bagaimana ini harus ditingkatkan karena kita tidak bisa memungkiri, apakah suplier atau pemasok, pemasaran, untuk membawa pioner baru, kemitraan ini bagian dari ekonomi," ujar Fransiscus di Kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Baca Juga

Menurut Fransiscus, banyaknya UMKM di Indonesia bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha di Indonesia. Ini kata dia, bersamaan dengan fokus masuknya investasi ke Indonesia

"UKM sudah ada, bagaimana meningkatkan UKM," ujarnya.

Hal sama diungkapkan Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia Samsul Hidayat. Wapres menurutnya, meminta para emiten lebih banyak melibatkan UMKM sebagai partner bisnis. Sebab, kata Samsul, Kiai Ma'ruf menilai 98 persen pelaku bisnis adalah UMKM.

"Karena beliau, wakil presiden meminta agar emiten banyak melibatkan UKM dalam kegiatan bisnis, baik pengembangan bisnis emitennya sendiri maupun UKM menjadi lebih besar," ujar Samsul.

Selain itu, fokus Pemerintah dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah juga menjadi pesan yang disampaikan Kiai Ma'ruf kepada Asosiasi Emiten Indonesia. Kiai Ma'ruf berharap agar pasar modal lebih banyak meningkatkan kegiatan berbasis syariah.

"Pak wapres berharap ini terus ditingkatkan ke depan," ujar Samsul.

Samsul pun memastikan dukungan Asosiasi Emiten Indonesia terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Menurutnya, sudah banyak anggota dari emiten masuk daftar efek syariah.

"Sudah lebih dari 350 emiten. Sudah setengahnya (masuk daftar efek syariah)," ujar Samsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement