Jumat 30 Nov 2018 17:11 WIB

85 Komunitas Lokal Unjuk Gigi di Festival PARARA

Berbagai produk pangan lokal, hijau, sehat, adil dan lestari, hasil kerajinan berbasis non kayu serta produk lokal lainnya akan hadir di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) pada 6-8 Desember...

Rep: Chandra Maulana (swa.co.id)/ Red: Chandra Maulana (swa.co.id)
 Festival ini bertujuan untuk mempromosikan dan menampilkan produk-produk kewirausahaan dari berbagai komunitas dan masyarakat adat di Indonesia.
Festival ini bertujuan untuk mempromosikan dan menampilkan produk-produk kewirausahaan dari berbagai komunitas dan masyarakat adat di Indonesia.

Berbagai produk pangan lokal, hijau, sehat, adil dan lestari, hasil kerajinan berbasis non kayu serta produk lokal lainnya akan hadir di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) pada 6-8 Desember 2019 di Atrium Plaza Semanggi Jakarta Selatan. Sebanyak 85 lebih komunitas lokal dari seluruh nusantara akan hadir di festival ini.

Festival ini merupakan agenda dua tahunan yang digagas oleh Konsorsium PARARA yang pertama kali diselenggarakan pada 2015 untuk mempromosikan dan menampilkan produk-produk kewirausahaan dari berbagai komunitas dan masyarakat adat.

Produk-produk tersebut merupakan hasil upaya komunitas untuk mendukung kehidupan dan meningkatkan kesejahteraannya dengan memperhatikan keseimbangan antara alam dan manusia, dan berasal dari tradisi kearifan dan budaya komunitas tersebut.

‘Jaga Tradisi, Rawat Bumi’ adalah tema yang diangkat tahun ini dengan tujuan menunjukkan bahwa kearifan leluhur bangsa Indonesia yang sudah terbukti berhasil dalam memanfaatkan sumber daya alam secara lestari dan mempertahankan alam sebagai bagian dari kehidupan komunitas dan bumi.

Leluhur bangsa Indonesia dan komunitas adat sampai sekarang mengambil sumber daya alam dengan memperhatikan keseimbangan dengan alam dan daya dukungnya agar sumber daya alam tersebut tetap ada dan bisa dinikmati oleh generasi di masa depan.

Komunitas juga secara kolektif melakukan pengawasan akan kelestarian alam. Melalui PARARA, masyarakat akan diajak untuk kembali mempraktikan menjaga tradisi serta merawat bumi untuk kelestarian sumberdaya alam dan kesejahteraan.

Menurut Ketua Konsorsium PARARA, Jusupta Tarigan, festival ini secara khusus mendorong perubahan yang sangat diperlukan dalam pola produksi, konsumsi, dan distribusi komoditas, khususnya produk pangan.

“PARARA merupakan bagian dari kampanye Pangan Bijak yaitu sebuah gerakan yang secara konsisten dan terstruktur dalam promosi dan kampanye pangan lokal, sehat, adil, dan lestari,” ujar Jusupta, dalam siaran pers, di Jakarta (29/11/2019).

Jusupta menambahkan, sistem pertanian lokal yang dikembangkan oleh masyarakat adat dan masyarakat lokal, berdasarkan kearifan lokal, praktik terbaik, dan pasokan benih tradisional, telah mampu memastikan ketahanan pangan dan mampu menjaga kesuburan tanah serta menjaga kelestarian keragaman sumber pangan.

“Kita semua dapat mendukung sistem pangan bijak mulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas dengan memilih pangan yang lokal, sehat, adil hijau dan lestari serta mendukung menu lokal dan ‘cuisine’ tradisional, dan belanja produk langsung dari komunitas,” paparnya.

Jusupta pun menyoroti, bahwa secara kualitas, produk lokal memiliki nilai dan potensi pasar yang mendunia. Selain kekayaan ragam produk pangan Indonesia juga kaya akan potensi kerajinan kain tenun.

“Tenun tidak hanya menjadi warisan budaya, namun juga potensi wirausaha yang memiliki pasar di dalam dan juga luar negeri. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian kita untuk menjaga dan melestarikan produk-produk lokal Indonesia dan sekaligus komunitas produsen dan kearifan lokalnya,” tegasnya.

Selain festival, PARARA menjadi wadah untuk mendukung integrasi antara komunitas lokal, pasar dan juga kebijakan-kebijakan yang mengatur industri kreatif dan lokal. Sinergi lintas pelaku dengan kondisi yang memungkinkan untuk ekonomi yang lebih memihak pada komunitas demi kesejahteraan dan keadilan.

Selain pameran produk kreatif, festival ini akan menghadirkan sesi talk show dan pelatihan yang mengangkat topik-topik menarik seputar pangan dan kesehatan, industri kreatif berbasis non kayu dan workshop craft.

Ada pula jamuan dimana pengunjung dapat menikmati menu-menu yang diolah dari bahan pangan lokal. Bagi pencinta kopi dan dunia barista, ada sesi cupping dan ngopi.

Festival ini pun akan memberikan ruang kepada anak-anak dan keluarga, pertunjukan kesenian tradisional masyarakat Kulawi, Sulawesi Tengah, Stand Up Comedy dan workshop Jurnalis Cilik yang dapat diikuti oleh anak-anak. Sesi hiburan akan dimeriahkan oleh Benedicanta Singers, Senandung Orquestra serta pertunjukan seni tradisi lainnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement