REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- PT Pertamina (Persero) menargetkan seluruh desa di empat kabupaten yang sudah melaksanakan program konversi gas di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki pangkalan elpiji (LPG) tiga kilogram. Ini untuk memudahkan masyarakat mendapatkan energi bersubsidi itu.
"Saat ini capaian kami di Kepri sebesar 88 persen," kata Unit Manager Comm, Rel, & CSR Marketing Operation Region (MOR) I, Roby Hervindo di Batam, Kamis (28/11).
Dari 211 kelurahan di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Karimun, sebanyak 185 kelurahan di antaranya sudah memiliki pangkalan. Bahkan banyak kelurahan yang memiliki lebih dari satu pangkalan. Sedangkan jumlah pangkalan yang ada di Kepri mencapai 2.639 unit.
"Tapi sebarannya tidak merata. Masih ada kelurahan yang belum ada pangkalan, ada juga yang padat," kata dia.
Pertamina membuka kesempatan pembukaan pangkalan elpiji baru di tempat-tempat yang belum ada pangkalan. "Asalkan memenuhi keterwakilan karena banyak yang mengajukan pangkalan. Di Batam sudah penuh," kata dia.
Menurut dia, pangkalan memang harus diperbanyak demi mengurangi jumlah pengecer. Untuk meningkatkan jumlah pengecer, terutama di daerah yang belum terjangkau, Pertamina berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam pemetaan wilayah.
"Kami bekerja sama untuk memberikan rekomendasi pangkalan mana yang akan didirikan. Masukan sudah banyak, usulan kami terima, dan sedang diproses sesuai dengan prosedur," kata dia.
Sementara itu, sepanjang 2019 hingga kini Pertamina telah menyalurkan 31.000 metrik ton elpiji di seluruh Kota Batam, sesuai dengan kuota. Sedangkan kuota untuk sepanjang 2019 sebanyak 34.974 metrik ton.