Rabu 27 Nov 2019 12:26 WIB

Permintaan Obligasi Bank Mantap Tembus Rp 2,8 Triliun

Permintaan obligasi 2,8 kali lebih besar dari target yang diharapkan Rp 1 triliun

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Bank Mantap
Foto: twitter
Bank Mantap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) mencatat permintaan atas penerbitan obligasi sebesar Rp 2,8 triliun. Permintaan itu berasal dari Penerbitan Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap 1 tahun 2019. Surat utang ini resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (17/11).

Menurut Direktur​​ Bisnis Bank Mantap, Nurkholis Wahyudi, permintaan tersebut 2,8 kali lebih besar dari target yang diharapkan sebesar Rp 1 triliun. "Ini mengindikasikan tingginya tingkat kepercayaan para investor kepada kami dalam mengelola dana pihak ketiga," kata Nurkholis di Jakarta, Rabu (27/11).

Baca Juga

Nurkholis menjelaskan, obligasi terbagi dalam dua seri, yaitu Seri A dengan kupon 7,90 persen bertenor 3 tahun memiliki nilai emisi Rp 700 miliar. Sedangkan Seri B menawarkan kupon 8,20 persen bertenor 5 tahun dengan nilai emisi Rp 300 miliar.

Para investor pemegang obligasi ini akan mendapatkan pembayaran kupon pertamanya pada 20 Februari 2020 untuk Seri A dan 26 Februari 2020 untuk Seri B. Selanjutnya, Bank Mantap secara rutin membayar kupon tiap triwulan sekali. 

"Pada PUB tahap I ini komposisi emisi yang dimiliki oleh investor institusi sebesar 99 persen dan investor ritel sebesar 1 persen," ujar Nurkholis.

Direktur Bank Mantap Paulus Endra S menambahkan, obligasi tersebut digunakan dalam rangka mendukung ekspansi bisnis perseroan, khususnya untuk penyaluran kredit dengan target indikatif akhir 2019 sebesar Rp 20,46 triliun atau tumbuh 31,9 persen secara year on year (yoy). Pada posisi akhir Oktober 2019 baki debet kredit sudah mencapai Rp 19,47 triliun.

Secara segmentasi, Endra melanjutkan, perseroan terus meningkatkan penyaluran kredit ke seluruh bisnis dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen pensiunan yang mencapai 37,4 persen menjadi Rp 18,14 triliun pada akhir bulan Oktober 2019. 

"Diharapkan penyaluran kredit tersebut menjadi mesin utama perseroan dalam memperoleh laba diakhir tahun dengan proyeksi sebesar Rp 400 miliar atau meningkat sekitar 22 persen secara yoy," kata Endra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement