Selasa 26 Nov 2019 12:38 WIB

Soal Harga Avtur, Pertamina: Biaya Distribusi Jadi Kendala

Sebagiann besar pasokan avtur di Indonesia disuplai dari Kilang Cilacap.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Petugas mengisi avtur ke pesawat di Bandara BIJB Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (10/9/2019).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petugas mengisi avtur ke pesawat di Bandara BIJB Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (10/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan harga avtur yang dijual oleh Pertamina sudah kompetitif. Hanya saja memang kata Nicke komponen ongkos distribusi menjadi tantangan karena infrasturktur yang masih minim.

Nicke menjelaskan ongkos distribusi ini khususnya untuk pengiriman avtur di Indonesia Timur. Saat ini kilang yang memproduksi Avtur salah satunya di Cilacap.

Baca Juga

Sementara, ungkap Nicke, rantai distribusi dari Cilacap ke Indonesia timur sangat panjang dan melibatkan banyak moda transportasi. "Kami sadari di Indonesia timur infranya sulit, dibandingkan negara tetangga yang gak ada pulau terluar. Jadi kami loading unloadingnya berkali kali," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/11).

Nicke menjelaskan proses distribusi dari Kilang Cilacap membawa ke Pelabuhan besar menggunakan truk. Dari pelabuhan besar untuk sampai ke kota tujuan menggunakan kapal tengker.

Dari pelabuhan tujuan masuk ke TBBM menggunakan truk lagi. Dari TBBM besar ke TBBM kecil hingga kilang bandara terdekat kembali menggunakan truk.

Proses inilah yang kata Nicke menelan cukup banyak biaya. Hal ini dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai untuk bisa mengefisiensikan proses distribusi.

"Jadi kita harus bangun infra untuk bisa menekan cost itu. Kita bangun untuk infra hilir salah satunya adalah infrastruktur avtur di Indonesia timur terakhir di sorong," ujar Nicke.

Nicke pun berharap dukungan dari pemerintah untuk bisa melengkapi infrastruktur ini sehingga cost distribusi bisa lebih ditekan. Ia juga memastikan bahwa dari ketersediaan avtur, Pertamina juga sudah tidak melakukan impor lagi, sehingga secara harga sudah tidak terbebani ongkos impor.

"Maret 2019 kita gapernah impor. Juni 2019 kita sudah expert. Kita sudah mandiri nih. Kilang kilang kita sudah kita upgrade. Jadi avtur bisa kita produksi lebih banyak lagi," ujar Nicke.

Nicke juga menekankan bahwa penentu harga Avtur juga sebenarnya ada formulanya. Formula tersebut juga merupakan kebijakan pemerintah. Selain perhitungan didasarkan atas formula, Nicke juga meyakinkan bahwa dibandingkan harga pasar, Pertamina sudah mematok harga avtur lebih baik.

"Formula nya ada. Avtur juga sudah mandiri sudah diproses sendirim efisiensi kita kejar. Jadi kita sudah siap. Kalau gak kompetitif ya gak laku dong. Mekanisme pasar aja," ujar Nicke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement