Ahad 24 Nov 2019 06:02 WIB

Teten: Cangkul Sukabumi Lebih Bagus daripada Buatan China

Teten membandingkan kualitas cangkul produksi Sukabumi dengan buatan China.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki memeriksa cangkul buatan UKM Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2019).
Foto: Antara/Budiyanto
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki memeriksa cangkul buatan UKM Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki membandingkan kualitas cangkul yang diproduksi perajin logam di Cibatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan buatan China. Menurutnya, cangkul buatan Sukabumi lebih berkualitas dibandingkan produk impor dari China.

"Cangkul perajin Cibatu jauh lebih berkualitas," katanya di sela-sela kunjungan kerjanya  ke bengkel produksi cangkul di Cibatu, Kecamatan Cisaat, Sabtu.

Baca Juga

Menurut Teten, cangkul yang dibuat perajin logam Cibatu bentuknya lebih bagus halus dan lebih lebar. Sementara itu, cangkul dari China permukaannya kasar, kecil, dan kemungkinan tidak bisa tahan lama.

Tidak hanya itu, Teten menemukan bahwa ternyata di daerah lain pun kualitas cangkulnya sangat baik jika dibandingkan dengan impor. Maka dari itu, pihaknya menginginkan tidak ada lagi impor cangkul ke Indonesia karena produk karya anak bangsa lebih mumpuni.

Teten mengatakan, saat ini yang masih menjadi kendala adalah cangkul yang dibuat perajin dalam negeri, khususnya dari Cibatu, belum sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Pihaknya akan mencarikan melakukan berbagai pembinaan sekaligus pelatihan untuk perajin cangkul agar produksinya sesuai standar.

Di lain sisi, Teten mengingatkan agar perajin yang cangkulnya belum SNI tidak berkecil hati. Terlebih, pangsa pasarnya cukup luas, terkecuali cangkul tersebut dibeli oleh pemerintah yang tentunya harus sesuai standar yang telah ditetapkan.

"Kami ingin mendongkrak skala produksi cangkul produk UMKM ini karena tugas utama saya sebagai Menkop UKM adalah menjaga keberadaan pelaku UKM agar tetap bisa berkarya dan pendapatannya terus meningkat," ujarnya.

Sementara itu, pengusaha logam Cibatu Asep Rohaendi mengatakan, bahan baku untuk pembuatan cangkul masih impor dari Korea Selatan. Namun demikian, perajin di Cibatu ini juga ada yang memanfaatkan drum bekas untuk diolah menjadi alat pertanian ini.

Asep mengaku, harga cangkul dari China jauh lebih murah bahkan, produksinya bisa massal. Ia berpendapat, dengan kendatangan Menkop UKM ke Sukabumi bisa menjadi solusi bagi perajin cangkul di Kabpaten Sukabumi mulai dari penyediaan bahan baku, pemasaran, hingga penguatan modal usaha.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement