Sabtu 23 Nov 2019 07:26 WIB

Ahok Diminta Awasi Kerja Direksi Pertamina

Ahok harus bisa memastikan direksi Pertamina menjalankan tugasnya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyepakati usulan Menteri BUMN, Erick Thohir, yang menunjuk Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero). Bukan tanpa alasan Erick menunjuk Ahok, Ahok diminta untuk mengawasi kinerja para Direksi.

Staf Ahli Menteri BUMN, Arya Sinulingga memastikan bahwa Erick ingin wewenang Komisaris pada Pertamina bisa lebih besar dibandingkan sebelumnya. Ia menjelaskan, Erick ingin Komisaris bisa benar benar melakukan fungsi pengawasan.

Baca Juga

"Pak Erik itu kencang urusan komisaris memperkuat. Peran komisaris sangat kuat," ujar Arya di Kementerian BUMN, Jumat (22/11) malam.

Arya juga menjelaskan bahwa banyak tugas penting Pertamina ke depan. Selain menyelesaikan proyek Kilang yang sudah menjadi wacana lama, Pertamina juga tetap harus menjalankan fungsi distribusi energi dan melakukan banyak efisiensi.

Arya menjelaskan Presiden dan Erick Thohir berharap Ahok bisa mengawasi kerja dari para direksi pertamina agar rencana dan target-target tersebut bisa selesai tepat waktu.

"Fungsi Pengawasan distribusi, efisiensi, menghilangkan stuck-stuck, soal kilang-kilang. Itu perlu kontrol penuh," ujar Arya.

Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan bahwa Ahok harus bisa mengawasi dan memastikan Pertamina bisa menjalankan tugasnya terutama untuk urusan pengurangan impor migas. "Kenapa Pak Basuki di Pertamina apalagi didampingi Pak Wamen BUMN juga saya rasa bagaimana bagian terpenting Pertamina, bagaimana mengurangi impor migas harus tercapai, ya bukan berarti anti impor tapi mengurangi," kata Erick di Istana Negara, Jumat (22/11).

Selain harus kurangi impor, Ahok juga wajib memastikan proyek kilang berjalan dan bisa tuntas sesuai dengan targer. Sosok Ahok menurut Erick bisa menjadi pendobrak untuk menemukan berbagai inovasi yang diperlukan untuk mempercepat proyek kilang.

"Proses-proses pembangunan refinery ini amat sangat berat jadi saya perlu team work yang besar tidak bisa dirut saja, karena itulah kenapa kemarin kita juga ingin orang yang pendobrak, bukan pendobrak marah-marah saya rasa Pak Basuki berbeda, Pak Ahok berbeda, kita perlu figur pendobrak supaya ini sesuai dengan target toh beliau komisaris utama, kan direksinya yang day to day tapi menjaga supaya ini semua (berjalan)," jelas Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement