REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menambah dua indeks saham syariah. Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi, mengatakan rencana ini akan direalisasikan pada semester pertama tahun depan.
"Peluang untuk pengembangan indeks syariah sebenarnya terbuka luas," kata Hasan saat ditemui dalam acara Sharia Investment Week 2019, di Jakarta, Kamis (21/11).
Selama ini, BEI hanya memiliki dua indeks saham syariah yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Indonesia Sharia Stock Index (ISSI). Konstituen JII terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sedangkan ISSI merupakan keseluruhan saham syariah yang terdaftar di BEI.
Secara spesifik, kedua indeks saham syariah yang akan diterbitkan ini nantinya berbasis green investment. Green investment yang dimaksud merupakan strategi investasi pada surat-surat berharga yang menerapkan konsep green (ramah lingkungan dan berkelanjutan).
Indeks pertama yaitu Indeks Leader Syariah Green Investment. Indeks ini akan diisi dengan saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dengan market yang besar serta memenuhi kriteria green investment. Sedangkan kategori kedua yaitu Composite Green Syariah Investement.
Menurut Hasan, penambahan dua indeks baru ini mempertimbangkan tingginya permintaan dari para pelaku pasar. Dia melihat investor saham syariah sudah banyak yang mempunyai preferensi ke arah green investment. Namun, hingga saat ini ketersediaan indeksnya masih minim.
Di BEI saja baru ada satu indeks green investment. Padahal, dilihat dari pergerakannya, indeks berbasis green investment mengalami pertumbuhan sampai empat kali lipat dalam empat tahun terakhir.
"Ini bukti ada permintaan terhadap green investment. Untuk itu, suplai alternatif green investment ini harus ditambah supaya memenuhi kebutuhan pasar," tutup Hasan.
Indeks saham syariah secara umum, menurut Hasan, mencatatkan kinerja yang positif. Dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kinerja ISSI bahkan jauh lebih baik, termasuk juga kinerja secara global.
Dari sisi transaksi, nilai transaksi saham syariah rata-rata per hari mencapai Rp 5,12 triliun dari sekitar Rp 9 triliun rata-rata nilai transaksi harian di BEI. Bahkan, dari sisi frekuensi transaksi di BEI, sebanyak 68 persen diantaranya bersumber dari transaksi untuk saham-saham syariah.