Selasa 19 Nov 2019 13:27 WIB

Manajemen Baru Jiwasraya Jelaskan Strategi Penyelamatan

Manajemen baru bersama Kementerian BUMN telah merancang lima skenario penyelamatan

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasangko
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasangko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen baru PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mulai angkat bicara mengenai kondisi terkini perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia tersebut. Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasangko tak menampik saat ini perseroan memang tengah menghadapi dua persoalan serius mulai dari seretnya likuiditas perseroan hingga pada defisit kecukupan modal berdasarkan risiko perusahaan asuransi atau risk base capital (RBC). Hexana menegaskan direksi dan pemegang saham akan terus mencari solusi untuk dua masalah tersebut.

"Kami percaya para nasabah akan bersabar ketika mengetahui apa yang sedang dilakukan manajemen bersama pemegang saham," ujar Hexana saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/11).

Seperti diketahui, mengacu pada bahan paparan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR/MPR pekan lalu, manajemen baru Jiwasraya sedang membutuhkan dana segar untuk menutup defisit likuiditas perusahaan, pascakesalahan penempatan portofolio investasi yang dilakukan manajemen lama di bawah pimpinan Hendrisman Rahim dan Hary Prasetyo.

Sebagai siasat demi memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut, manajemen baru bersama Kementerian BUMN selaku pemegang saham Jiwasraya telah merancang lima skenario penyelamatan mulai dari: pencarian investor strategis untuk Jiwasraya Putra, pembentukkan Lembaga Penjamin Polis (LPP), pembentukan holding BUMN sektor keuangan hingga merilis produk-produk asuransi dengan menggandeng perusahaan reasuransi atau financial reassurance (Finre).

Hexana membeberkan, sejak dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama Jiwasraya pada akhir 2018, ia bersama direksi baru telah berhasil menghimpun dana segar mecapai hampir Rp 5 triliun yang diperoleh melalui reaktivasi aset-aset perseroan, hingga pada transformasi produk-produk asuransi tradisional yang selama ini belum dimaksimalkan manajemen lama. Tak ayal, dengan dana segar tadi Jiwasraya pun mampu bertahan sejak tahun lalu hingga beberapa waktu mendatang.

"Tentu saja dengan dana bridging yang terkumpul tadi, Kami memiliki limit. Namun secara pararel Kami akan terus menjalankan corporate action yang sudah direncanakan sambil melakukan konsolidasi tim di internal," ucapnya.

Sedangkan saat disinggung mengenai adanya pelaporan Kementerian BUMN ke pihak Kejaksaan Agung terkait dugaan fraud yang dilakukan manajemen lama, Hexana memilih irit bicara dan mengembalikan keputusan tersebut ke pemegang saham. Ia pun menegaskan bahwa pelaporan terhadap manajemen lama Jiwasraya tidak akan mengganggu jalannya bisnis perusahaan dan upaya penyelamatan Jiwasraya.

"Kalau untuk urusan legal lebih baik ditanyakan langsung ke pihak terkait dan kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Kami profesional yang siap ditempatkan di mana saja untuk menyelesaikan tugas yang diberikan," kata Hexana menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement