Selasa 19 Nov 2019 08:12 WIB

Meski Masih Musuhi Raksasa Teknologi China Ini, Amerika Serikat Tetap Butuh Jaringannya!

Penambahan waktu lisensi jangka panjang sedang diproses.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Meski Masih Musuhi Raksasa Teknologi China Ini, Amerika Serikat Tetap Butuh Jaringannya!. (FOTO: Reuters/Aly Song)
Meski Masih Musuhi Raksasa Teknologi China Ini, Amerika Serikat Tetap Butuh Jaringannya!. (FOTO: Reuters/Aly Song)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Pemerintahan Trump bakal mengeluarkan perpanjangan lisensi yang memungkinkan perusahaan Amerika Serikat (AS) boleh berbisnis dengan Huawei selama dua minggu, menurut dua narasumber kepada media lokal.

Perpanjangan itu jauh lebih pendek dibanding periode sebelumnya yang mencapai 90 hari. Menurut narasumber yang enggan disebut namanya itu, penambahan waktu lisensi jangka panjang sedang diproses.

"Lisensi jangka panjang sedang dalam proses, tapi belum difinalisasi karena hambatan peraturan," kata sang narasumber, dikutip dari Reuters, Senin (18/11/2019).

Baca Juga: Meski Tanpa Google, Performa Bisnis Konsumen Raksasa Teknologi China Ini Masih Tokcer!

Setelah memasukkan nama Huawei ke dalam Daftar Hitam Ekonomi sejak Mei 2019, Departemen Perdagangan AS telah mengizinkan raksasa teknologi China itu untuk membeli sejumlah komponen buatan AS. Menurut narasumber, perpanjangan lisensi bakal diumumkan hari ini, saat lisensi sebelumnya berakhir.

Menanggapi hal itu, juru bicara Huawei menolak berkomentar. "Kami tak mengomentari rumor dan spekulasi," katanya. 

Departemen Perdagangan AS juga menolak berkomentar. Namun, pada Jumat (15/11/2019), Sekretaris Departemen Perdagangan, Wilbur Ross mengatakan, sejumlah operator pedesaan membutuhkan lisensi sementara karena jaringan 3G dan 4G-nya bergantung dengan Huawei.

"Jadi, salah satu tujuan utama lisensi umum sementara ialah membiarkan operator pedesaan terus beroperasi," kata Ross, dikutip dari Fox Business.

Departemen Perdagangan juga mempertimbangkan untuk memberi lisensi individual pada perusahaan AS sehingga bisa menjual komponen ke Huawei setelah menerima lebih dari 200 permintaan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement