REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek lintas rel terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) ditargetkan selesai untuk semua rute secara bersamaan pada 2021. Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri acara pengecoran terakhir Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan LRT Jabodebek di Jakarta, Senin (11/11).
"Target bulan juni-juli 2021 selesai. Operasional LRT akan dilakukan secara langsung bersamaan pada 2021. Semua rute serentak, tidak bertahap," ujar Budi.
Menhub mengapresiasi Adhi Karya selaku pelaksana pekerjaan proyek LRT Jabodebek yang telah bekerja dengan baik untuk proyek yang menggunakan pembiayaan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). "Saya melihat Adhi Karya sangat gigih lakukan proyek ini, ini proyek jadi contoh dari segi struktur tingkat kesulitan dan tingkat kesulitan finansial yang dikerjakan melalui skema KPBU," lanjut Budi.
Budi berharap proyek ini dapat segera diselesaikan karena sudah ada kota-kota lain yang akan segera menyusul membangun angkutan massal LRT yaitu Surabaya, Bandung, Makassar, dan Medan. Diharapkan ini menjadi satu alternatif atau pilihan angkutan massal Indonesia yang dapat diandalkan.
Menhub juga menyebutkan agar kedepannya ada suatu inovasi yang dilakukan khususnya dari segi harga sehingga LRT dapat lebih kompetitif. "Memang kami berharap ada suatu inovasi untuk membuat suatu inovasi dalam segi efisiensi dari segi harga karena jika kita bangun di setiap kota itu dengan suatu harga yang sangat kompetitif pasti memberikan solusi bagi kota-kota yang lain," ucap Budi.
Budi juga mengindikasikan soal penyesuaian tarif LRT agar semakin terjangkau. Rencana awal sebelumnya tarif LRT berada pada kisaran Rp 12 ribu. Budi menilai, angka Rp 12 ribu masih bisa diturunkan saat operasional pada 2021 mendatang.
"Tarif sementara perhitungannya Rp 12 ribu tapi nanti kita melakukan suatu justifikasi menjelang operasional," ungkap Budi.
Budi menjelaskan penentuan tarif akan melihat sejumlah pertimbangan, termasuk asumsi jumlah penumpang.
"Kita harapkan kalau ada cost tertentu atau sebaliknya, ada pendapatan yang besar sehingga bisa diturunkan, nanti kita lihat justifikasinya pada akhir operasional," ucap Budi.
Bentangan beton panjang (long span) proyek LRT Jabodebek yang berada di persimpangan Jalan HR Rasuna Said Kuningan dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, telah diresmikan pada Senin (11/11). Dengan adanya peresmian tersebut, maka proyek LRT Jabodebek yang berada di ruas Jalan Gatot Soebroto telah tersambung dengan proyek yang berada di Jalan Rasuna Said, Kuningan. Proyek yang diresmikan ini bertipe box girder beton dengan radius lengkung 115 meter. Kemudian, panjang bentang utama 148 meter dan beban pondasi pengujian 4.400 ton. Long span ini disebut merupakan yang terpanjang di dunia dan mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Sampai 1 November 2019 progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 67,3 persen dengan rincian setiap lintas pelayanannya yakni lintas Cawang-Cibubur sebesar 86,2 persen, Lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sebesar 58,3 persen, dan Cawang-Bekasi Timur sebesar 60,5 persen.