Jumat 08 Nov 2019 14:48 WIB

Didemo Mitra Pengemudi, Saham Taksi Online Ini Porak Poranda

Uber diprotes besar-besaran oleh seluruh mitra pengemudinya

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kena Demo Mitra Pengemudi, Saham Aplikator Taksi Online Ini Makin Porak-Poranda. (FOTO: TechCrunch)
Kena Demo Mitra Pengemudi, Saham Aplikator Taksi Online Ini Makin Porak-Poranda. (FOTO: TechCrunch)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor -- Uber diprotes besar-besaran oleh seluruh mitra pengemudinya di California. Demonstrasi itu ditujukan agar Uber tak cuma memikirkan uang perusahaan, investor, dan karyawannya saja.

Menurut seorang pengemudi Uber yang berbasis di Sacramento, Erica Mighetto, selama satu dekade, algoritma ciptaan Uber seolah hanya memeras jerih payah para pengemudi di jalan. 

"Mereka (Uber-red) memeras setiap pesanan yang kami ambil," katanya ketika memprotes di salah satu kantor investor Uber, Google Ventures yang memiliki lebih dari US$5,5 miliar saham di Uber, dikutip dari Cnet, Jumat (8/11/2019).

Baca Juga: Gara-Gara Krisis WeWork dan Uber, Perusahaan Konglomerat Ini Rugi Bandar!!

Pada September lalu, Gubernur Gavin Newsom mengesahkan undang-undang yang mengharuskan Uber dan Lyft mereklasifikasi pengemudi sebagai karyawan, bukan lagi mitra. Uber tak setuju dengan aturan itu, begitu pula dengan Lyft dan aplikator berbasis permintaan lain. Tak ayal, hal itu memicu kemarahan para pengemudi.

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan pengemudi dan pekerja," ujar Supervisor Uber San Franscisco, Gordon Mar, lalu menambahkan, "jika kami bertarung bersama, kami akan menang."

Pengemudi dan pendukungnya melaksanakan aksi protes di tiga lokasi, meliputi: kantor Google, rumah co-founder Uber Garrett Camp di Beverley Hills, dan pemodal ventura Bill Gurley di Atherton, California. Investasi Camp di Uber dilaporkan bernilai $ 3,2 miliar ketika perusahaan go public, sedangkan Gurley's bernilai sekitar $ 600 juta.

Setelah dinilai sebagai perusahaan sukses dari Lembah Silikon, Uber justru mengalami kesulitan setelah melantai di bursa saham. Sejak itu, harga sahamnya anjlok, tiga anggota dewan mengundurkan diri, perusahaan memecat sekitar 5% karyawannya dalam tiga kali putaran.

Pada hari Rabu (6/11/2019), sahamnya juga kembali terpukul. Apalagi, dengan adanya demonstrasi para pengemudi California.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement