REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelindo III akan segera melanjutkan penataan ulang Pelabuhan Benoa, Bali, yang sebelumnya sempat menuai masalah. Pelindo III akan segera melanjutkan pengerjaan berdasarkan desain yang baru, dan seluruhnya akan diselesaikan pada 2023.
"Setelah menerima masukan dan usulan banyak pihak, mulai dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, kelompok-kelompok masyarakat, konsep awal desain Dumping I dan Dumping II Pelabuhan Benoa kini berubah total," kata Direktur Utama Pelindo III Doso Agung di Surabaya, Senin (4/11).
Doso melanjutkan, dalam desain baru tersebut, sebagian besar lahan Pelabuhan Benoa diperuntukkan bagi hutan kota. Sedangkan sebagian lagi diperuntukkan bagi kawasan pengelolaan energi, industri perikanan, dan instalasi IPAL.
“Kawasan hutan kota akan menjadi salah satu paru-paru Bali, sedangkan sebagian lagi diperuntukkan bagi terminal energi, yang menyuplai kebutuhan avtur untuk Bandara Ngurah Rai dan BBM di Pelabuhan Benoa,” kata Doso.
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, penataan ulang Pelabuhan Benoa tersebut telah melalui prosesnya panjang. Diakuinya, desain penataan ulang pelabuhan tersebut empat kali mengalami perubahan sampai dengan desain final.
"Perubahan desain ini saya yang mengawal langsung, sehingga menampung kebutuhan dan aspirasi masyarakat Bali. Termasuk penyediaan lapangan khusus untuk upacara keagamaan seluas satu hektare,” kata dia.
Koster bersyukur, Pelindo III sangat kooperatif melaksanakan arahan Pemprov dan masukan masyarakat Bali. Ia juga meminta Pelindo III, lapangan untuk upacara Melasti sudah dapat diselesaikan pada akhir Februari 2020. Sehingga dapat digunakan sebagai tempat upacara peringatan Nyepi pada 2020.
Dalam desain yang baru, Pelindo III membangun terminal di Dumping I dan Dumping II seluas kurang lebih 70 hektare. Dimana 51 persen lahan yang telah selesai direklamasi atau 13 hektare di Dumping I dan 23 hektare di Dumping II akan ditanami berbagai jenis pohon seperti cemara udang, jempiring, cemara laut, sawo kecik, kelapa gading, asoka, dan sebagainya.
"Sementara sisa 49 persen lahan akan dimanfaatkan untuk membangun dermaga perikanan, cold storage, fasilitas IPAL, dan sebagainya," kata dia.