Senin 04 Nov 2019 13:08 WIB

Indonesia-Inggris Intensifkan Perdagangan dan Investasi

Yang menjadi concern Inggris adalah penguatan kerja sama di bidang jasa finansial

Indonesia dan Inggris
Indonesia dan Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Inggris sepakat lebih mengintensifkan perdagangan dan investasi. Hal ini ditegaskan Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto saat menerima Komisioner Perdagangan Inggris untuk Asia Pasifik NatalieBlack di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-35 di Bangkok.

“Saya melihat Indonesia dan Inggris masih perlu dilakukan peningkatan komunikasi dan kerja sama yang lebih intentsif, khususnya untuk meningkatkan perdagangan antara Indonesia-Inggris, baik di sektor barang maupun jasa,” kata Mendag Agus lewat keterangan pers tertulis, Senin (4/11).

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Mendag Agus mengapresiasi delegasi Inggris, khususnya pelaku bisnis/importir yang telah hadir dan melakukan transaksi bisnis pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2019. Pertemuan Mendag dengan Komisioner Inggris ini merupakan kelanjutan dari penandatanganan Terms of Reference (ToR) Trade Review pada saat TEI di Tangerang, 16 Oktober 2019.

Kedua pihak mendorong agar pertemuan Trade Review pertama dapat dilakukan di London pada 9 Desember 2019 lebih produktif untuk membahas kajian perdagangan dan investasi kedua negara. Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang menandatangani Trade Review dengan Inggris. Hal ini menunjukkan arti penting Indonesia sebagai negara mitra ekonomi Inggris.

Salah satu bidang yang menjadi concern Inggris adalah penguatan kerja sama dengan Indonesia di bidang perdagangan jasa finansial, yang saat ini telah berkembang dengan baik di negara-negara ASEAN lainnya.

Selain itu, Mendag Agus juga menyampaikan concern Indonesia terkait hambatan akses pasar kelapa sawit di pasar Uni Eropa melalui RED II, dan di Inggris dengan banyaknya kampanye negatif yang dilakukan beberapa Supermarket yang anti kelapa sawit.

“Indonesia sangat berharap agar Inggris tidak melakukan hambatan akses pasar terhadap kelapa sawit maupun produk ekspor lainnya namun justru mengedepankan pentingnya bekerjasama dengan Indonesia untuk membantu perdagangan sawit yang berkelanjutan. Kelapa sawit ini sangat penting bukan hanya bagi Indonesia namun juga Inggris dan negara-negara Eropa,” tambah Agus.

“Perlu solusi yang tepat dalam menyelesaikan berbagai hambatan perdagangan. Perlu terobosan yang cepat untuk penyelesaian masalah perdagangan bagi kepentingan kedua negara”, tegas Agus.

Menanggapi hal tersebut, Inggris menyampaikan akan terus menjalin dialog terbuka dengan Indonesia guna membahas perkembangan isu sawit dan setuju menawarkan fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang penelitian, edukasi, dan teknologi atas isu sustainability, khususnya bagi petani dan pelaku UKM sawit di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement