Sabtu 03 Nov 2012 12:53 WIB

SBY Ajak Inggris Berinvestasi ke Indonesia

Rep: Esthi Maharani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
President Susilo Bambang Yudhoyono delivers a speech at a banquet given by the Lord Mayor and City of London Corporation for his honor, at the Guildhall in central London, Thursday, Nov. 1, 2012.
Foto: AP/Lefteris Pitarakis
President Susilo Bambang Yudhoyono delivers a speech at a banquet given by the Lord Mayor and City of London Corporation for his honor, at the Guildhall in central London, Thursday, Nov. 1, 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pemerintah Indonesia mengajak para pengusaha di Inggris untuk berinvestasi di tanah air. Ajakan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan sekitar 150 orang undangan di Forum Bisnis Indonesia-Inggris di St James’s Palace, London.

Ia menekankan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonominya. Hal ini bisa dilihat dari Produk Domestik Bruto dalam Paritas Daya Beli telah mencapai satu triliun dolar AS dan menempatkan Inonesia menjadi negara ekonomi terbesar ke 15.

Sementara porsi Indonesia pada GDP Asia Tenggara mencapai 34 persen, terbesar di kawasan. Sedangkan kelas menengah Indonesia telah mencapai 50 juta, terbesar di kawasan.“Saya mengundang anda untuk memperluas peluang berbisnis di Indonesia,” katanya pada Jumat sore (2/11).

Para undangan terdiri dari pejabat Pemerintah Inggris dan Indonesia, CEO perusahaan-perusahaan utama di Inggris, Delegasi KADIN dan undangan lainnya.

Presiden menyebutkan potensi itu dapat dilihat dari sejumlah prediksi beberapa lembaga internasional. Contohnya McKinsey memperkirakan kelas yang memiliki konsusmsi lebih akan mencapai 135 juta pada 2030. Euro monitor memperkirakan pada 2020, 58 persen orang Indonesia masuk kelas menengah.

Mereka akan memiliki pendapatan untuk dibelanjakan antara lima ribu hingga 15 ribu dolar. "Mereka berpendapat bahwa presentase ini akan lebih tinggi dibanding China dan India dalam periode yang sama," katanya.

Sementara Proyeksi McKinsey pada 2030 akan ada 1,8 miliar dolar AS peluang pasar di Indonesia, meningkat 500 miliar dolar AS. "Sebagai fakta, tahun lalu, 24 ribu orang yang di survei oleh BBC memilih Indonesia sebagai tempat favorit untuk wirausahawan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement