Jumat 01 Nov 2019 17:20 WIB

Bulog Ingin Penyaluran BPNT Berbasis Digital

Penyaluran BPNT berbasis digital diharapkan mampu menghapus persoalan yang merugikan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) dan Agus Suharyono, Asisten Deputi Industri Agro dan Farmasi II Kementerian BUMN (kanan) dalam acara Ngopi BUMN di Synergy Lounge Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) dan Agus Suharyono, Asisten Deputi Industri Agro dan Farmasi II Kementerian BUMN (kanan) dalam acara Ngopi BUMN di Synergy Lounge Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas ingin penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk masyarakat miskin dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital. Bulog telah memiliki aplikasi transaksi bernama Panganandotcom yang merupakan wadah penjualan produk Bulog untuk memudahkan masayarakat.

Buwas mengharapkan aplikasi ini juga bisa digunakan untuk penyaluran BPNT. Kehadiran sistem penyaluran berbasis digital, kata Buwas, mampu menghapus berbagai persoalan yang selama ini terjadi dan merugikan masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan. Buwas mengaku akan menawarkan program ini kepada Presiden, Wapres, dan Menteri Sosial.

Baca Juga

"Masyarakat yang kurang mampu itu tinggal duduk saja setiap tanggalnya pasti datang. Jangan seperti sekarang, ada yang siluman, ada yang dapat, ada yang nggak dapat," ujar Buwas saat acara Ngopi BUMN di Synergy Lounge Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).

Melalui sistem ini, lanjut Buwas, Bulog menyediakan 12 jenis paket senilai Rp 150 ribu. Masyarakat penerima bantuan diberikan kebebasan memilih paket yang mereka inginkan.

Sebagai Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka masa bakti 2018-2023, Buwas juga akan mengerahkan anggota Pramuka di seluruh Indonesia untuk melakukan pendataan jenis paket yang diinginkan masyarakat. Oleh karenanya, kata Buwas, penerima bantuan tidak harus memiliki ponsel pintar untuk mengakses aplikasi panganan.com mengingat akan dibantu setiap ketua RT atau RW.

"Masyarakat tidak perlu punya handphone android tapi melalui RT atau RW. Jadi program ini tidak dijadikan ajang berbisnis, kasian masyarakat," kata Buwas menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement